Mengenal Museum Zoologi di ITB Kampus Jatinangor
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Sebagai penunjang proses penelitian dan pembelajaran, Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki beberapa koleksi sampel hewan atau awetan hewan dari berbagai spesies. Semua itu berada di Museum Zoologi yang berada di ITB Kampus Jatinangor.
Berdasarkan sejarahnya, museum yang berada di bawah Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB itu, didirikan sekitar tahun 1950-an. Berawal dari beberapa peneliti yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat seperti Prof. Poul Heegaard dan Prof. Walter Roepke yang melakukan berbagai ekspedisi ke berbagai wilayah di Indonesia pada tahun 1940-1950-an. Koleksi yang didapatkan dari ekspedisi tersebut sebagian disimpan di Departemen Biologi ITB (sekarang menjadi SITH ITB) sebagai salah satu cara untuk menunjang penelitian dan pendidikan biologi.
“Museum ini pada mulanya dibentuk oleh beberapa peneliti dari Eropa dan Amerika Serikat khususnya dari Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat yang memiliki minat di bidang zoology,” kata Ganjar Cahyadi, Kurator Museum Zoologi.
*Suasa di dalam Museum Zoologi ITB. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
Disampaikan Ganjar, sekitar tahun 1960 – 2000-an, museum ini kemudian diambil alih oleh mahasiswa dan dosen Departemen Biologi ITB yang memiliki minat lebih di bidang zoology, kemudian sekitar tahun 2018 museum ini dipindahkan ke kampus ITB Jatinangor karena kapasitas koleksi yang mampu ditampung lebih besar. Kini, Museum Zoologi ITB tersebut terletak di Komplek Gedung Program Studi Rekayasa Kehutanan ITB Kampus Jatinangor.
Hingga saat ini jumlah spesimen yang teradapat di dalam museum sudah mencapai sekitar 1.027 spesies dari 2.260 spesimen awetan hewan. Spesimen ini terdiri dari 5 hewan vertebra utama yakni mamalia, reptil, aves, amphibi, dan ikan dan kelompok invertebrata yang meliputi molusca, gastropoda, crustaceae, dan beberapa kelas insekta.
Laiknya sebuah museum, di dalamnya tentu saja banyak koleksi hewan yang menarik, salah satunya ialah Harimau Sumatera. Pada tahun 2019 BKSDA DKI Jakarta menitipkan spesimen Harimau Sumatera, sehingga spesimen ini menjadi salah satu koleksi menarik yang ada di dalam museum. “Selain berbagai macam spesimen, di dalam museum juga terdapat artikulasi rangka yang dibentuk dari tulang-tulang hewan seperti tapir dan rusa dan fosil tubuh hewan seperti gigi gajah,” jelasnya.
Meseum Zoologi ini beroperasi mulai dari Senin hingga Jumat pada jam kerja yaitu mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. Meskipun terletak di dalam kampus ITB, museum ini tetap terbuka untuk umum dan tidak ada pungutan biaya, hanya saja untuk jumlah pengunjunganya dibatasi sebayak 25 orang per sesi.
*Pengunjung saat melihat beberapa koleksi hewan yang diawetkan di Museum Zoologi ITB. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
“Bagi masyarakat umum jika ingin melakukan kunjungan hanya perlu meminta surat izin ke Wakil Dekan Bidang Sumber Daya ITB yang berlokasi di Kampus ITB Ganesa kemudian menyerahkan surat izin tersebut ke Kurator Museum Zoologi. Selain melayani kunjungan, museum ini juga melayani determinasi hewan untuk mahasiswa yang membutuhkan keterangan dari spesies yang akan diuji, ataupun memberikan pinjaman kepada mahasiswa ITB yang mebutuhkan spesimen untuk keperluan praktikum,” tuturnya.
Reporter: Sarah Rismayanti (SITHR, 2017)