SFF 2014: Kenalkan Teknologi Masa Depan melalui Festival Film Sains

Oleh Bayu Rian Ardiyansyah

Editor Bayu Rian Ardiyansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Tahun ini Science Film Festival (SFF) yang diinisiasi oleh Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut kembali hadir di Indonesia dengan mengangkat tema "Teknologi Masa Depan". Selain di Indonesia, SFF 2014 juga diselenggarakan di 12 negara lain, yaitu Palestina, Yordania, Mesir, Uni Emira Arab, Sudan, Myanmar, Thailand, Kamboja, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Filipina. Untuk penyelenggaraan di Indonesia yang telah memasuki edisi ke-5 ini, SFF 2014 digelar secara serentak di 37 kota mulai dari Aceh hingga Merauke. ITB kembali dipercaya menjadi salah satu tuan rumah untuk penyelenggaraan SFF 2014 di Kota Bandung dengan bertempat di Ruang 9311, Gedung T.P. Rachmat (Laboratorium Teknologi VI) pada Senin-Jumat (17-21/11/14).

"Tujuan dari SFF adalah edukasi sains kepada masyarakat, terutama anak-anak. Kita ingin memperkenalkan dan menerangkan sains melalui film supaya lebih mudah dicerna," tutur Sulastri Majid selaku perwakilan dari Goethe Institut Bandung. "Film-film yang kami putar pada festival ini merupakan hasil seleksi dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap tahun kita membuat tema yang berbeda-beda dan tahun ini temanya adalah teknologi masa depan," jelasnya.

Kategori film yang diputarkan di SFF 2014 terbagi menjadi tiga, yaitu Family Edutainment, Ecology and Environment, dan Natural Science, Life Science, and Technology. Dari sebanyak 277 film yang diterima oleh panitia pada tahun ini, akhirnya terseleksi menjadi 78 film dari 27 negara dengan cerita yang beragam, mulai dari film animasi tentang penghematan energi hingga film yang menjelaskan tentang superkomputer. Diantara film-film yang berhasil lolos dari seleksi juri tersebut, terdapat dua film karya orang Indonesia dengan judul "Microhydro - a drop for light" dan "Chasing the Cardinal Direction".

Penyelenggaraan SFF 2014 di ITB merupakan kerjasama dengan Liga Film Mahasiswa ITB. Selain pemutaran film, festival ini juga diisi dengan berbagai aktivitas menarik lainnya, seperti permainan dan eksperimen sains yang menyenangkan bagi anak-anak. Meskipun sebenarnya festival ini ditujukan untuk anak-anak berusia 9-16 tahun, namun tidak sedikit mahasiswa ITB yang tertarik untuk mengikutinya. "Festival ini seru dan mendidik. Meskipun sebagian besar filmnya ditujukan untuk anak-anak kecil, ternyata bagus dan bermanfaat juga bagi anak-anak seumuran saya karena ada beberapa informasi yang seharusnya kita sudah tahu sejak kecil jadi baru tahu sekarang melalui festival ini. Salah satu pelajaran yang menarik adalah tentang bagaimana kita seringkali menciptakan suatu teknologi yang justru malah merusak keseimbangan ekosistem alam," tutur Hilman Hafiza (Teknik Fisika 2013), salah satu mahasiswa yang hadir pada acara tersebut.