Sidang Doktor ITB: Afifah Rosyidah
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
BANDUNG, itb.itb.ac.id - Sabtu (26/1) lalu, bertempat di Ruang Seminar Annex lantai tiga Kompleks Rektorat ITB, mahasiswa program S3 prodi Kimia, Afifah Rosyidah mempertahankan desertasinya untuk memperoleh gelar doktor. Desertasi bertajuk "Defek pada Oksida Aurivillius dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Feroelektrik," ini hendak mengeksplorasi lebih jauh mengenai karakter sifat fisik feroelektrik gugus oksida Aurivillius pada saat mengalami defek.
Aurivilius adalah gugus yang berguna sebagai feroelektrik, feroelektromagnetik, piezoelektrik, magnetik, optik, konduktor, ion cepat dan katalis. Oksida Aurivillius beragam karakter fisika dan kimia yang berbeda-beda. Salah satunya karena adanya elektron ion Bi yang memiliki pasangan elektron bebas 6s2. Selain itu lapisan perovskit pada oksida Aurivillius juga dapat memiliki jenis kation A maupun kation B.
Sifat feroelektrik senyawa oksida aurivillius hasil sintesis menunjukkan peningkatan polarisasi dibandingkan senyawa induk. hasil perhitungan polarisasi dari nilai pergeseran posisi atom-atom berat dengan adanya dopan (kation isovalen atau aliovalen), menunjukkan bahwa senyawa defek mempunyai polarisasi yang lebih besar dari senyawa induk yang tanpa dopan.
Afifah dilahirkan di Madiun tahun 1973. Gelar sarjana diperoleh pada tahun 1995 di jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh November. Tahun 1998 Afifah meraih gelar Magister Sains dari program pasca sarjana Kimia ITB.