"Sin Cia with Love", Perayaan Hari Imlek Bernuansa Kasih Sayang

Oleh habiburmuhaimin

Editor habiburmuhaimin

BANDUNG, itb.ac.id - Seluruh masyarakat etnis Tionghoa baru saja merayakan hari raya Imlek yang bertepatan dengan hari kasih sayang (valentine-red). Pada Minggu (14/02/2010), dalam rangka mengisi hari Imlek dan valentine, Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB) Dhammañano ITB mengadakan sebuah acara kebersamaan yang bertajuk "Sin Cia With Love".

Acara "Sin Cia With Love" (imlek dengan cinta-red.) ini mengisi hari Imlek sekaligus valentine pada segenap anggota KMB Dhammanano ITB dengan kegiatan-kegiatan dengan nuansa bersyukur dan kegiatan yang bertujuan untuk mengakrabkan peserta. "Ini adalah hari yang khusus, dimana hari Imlek jatuh pada hari yang sama dengan hari valentine, hari Minggu pula," tutur Setiawan (FTTM '09) selaku penanggung jawab acara.


Rangkaian acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan kebaktian bersama di Vihara Buddha Gaya, Bandung. Para peseta memanjatkan syukur atas segala kebaikan yang telah diterima selama ini. Tak lupa, doa pun dipanjatkan agar kehidupan lebih baik, rezeki dan kesehatan dapat diperoleh di tahun macan ini.


Seusai melaksanakan kebaktian, seluruh peserta melakukan makan bersama. Bagi masyarakat etnis Tionghua, makan bersama merupakan sebuah tradisi yang penting dan melekat erat. Makan bersama dipercaya sebagai sarana silaturahmi dan mengakrabkan sesama keluarga. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan kegiatan yang lebih santai seperti bepergian bersama dan menyaksikan barongsai.

Seekor "naga" yang meliuk-liuk lincah, menampilkan atraksi bela diri, menjadi bagian yang tak dapat dilepaskan dari budaya Cina. Menyaksikan barongsai seolah turut ambil bagian menjaga budaya Tionghoa. Kini, barongsai sendiri tak lagi hanya milik etnis Tionghoa, namun telah mengakulturasi dengan budaya lokal Indonesia.

Seluruh rangkaian acara kemudian ditutup dengan makan bersama serta pembagian angpao dan cokelat. Angpao yang merupakan amplop cokelat berisi uang, melengkapi perayaan Imlek yang sarat dengan budaya etnis Tionghoa. Sementara cokelat turut dibagikan sebagai simbol perayaan Valentine.

Tradisi Perayaan Imlek

Tahun baru Imlek merupakan perayaan bagi seluruh umat Budha di dunia. Tahun Baru Imlek sendiri merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (Hokkien: hari kelima belas bulan pertama) di tanggal ke lima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".

Masyarakat Tionghoa mengenal berbagai tradisi dalam merayakan imlek. Secara umum, tradisi tersebut bertemakan "makan bersama dan kumpul-kumpul" yang biasa dilakukan pada malam atau hari tahun baru tersebut.

Beberapa tradisi dalam merayakan imlek antara lain menyapu rumah, menggunakan warna merah, memberikan angpao, menggunakan nampan kebersamaan, menyajikan makanan keberuntungan, dan kembang api. Menyapu rumah sehari sebelum imlek dipercaya sebagai simbol membuang kesialan. Sementara warna merah dipercaya sebagai warna yang ditakuti nian - sejenis makhluk buas pada mitologi cina yang sering keluar mengganggu manusia pada sekitar tahun baru.

Nampan kebersamaan merupakan nampan yang berbentuk bulat atau persegi delapan yang biasa digunakan untuk menyajikan makanan saat imlek. Sementara makanan keberuntungan dapat berupa mie yang tidak dipotong - simbol umur panjang, ataupun kue bola. Kembang api juga tak lepas dari kemeriahan imlek dan dipercaya sebagai pengusir makhluk jahat.

Meskipun tidak semua tradisi dilakukan, namun acara beribadah dan berkumpul bersama sangat mengesankan bagi perayaan Imlek masyarakat keturunan Tionghoa di ITB. Jika sehari-hari mereka terpisah oleh kesibukan perkuliahan masing-masing, inilah saatnya berkumpul bersama, bersilaturahmi agar terjalin kekeluargaan yang erat.

sumber literatur : Wikipedia, Media Indonesia


[Christanto]