SKHOLE: Laboratorium Mahasiswa ITB untuk Pengabdian Keilmuan Pada Masyarakat

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa ITB dengan berbagai kompetensi masing-masing dalam bidang keilmuan, merupakan agen-agen pendidikan potensial yang dapat berbagi dengan generasi muda Indonesia. Hal itulah yang dimanfaatkan oleh SKHOLE, sebuah program kerja dari Kementerian Pengabdian Masyarakat Keluarga Mahasiswa (KM) ITB untuk menjembatani mahasiswa-mahasiswa ITB dan anak-anak di sekitar Bandung untuk saling menginspirasi, utamanya dalam bidang pendidikan.

SKHOLE berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah waktu luang, karena pada waktu masa Yunani kuno, anak-anak menggunakan waktu luangnya untuk belajar apa yang mereka sukai dengan orang yang pandai dalam bidangnya. SKHOLE merupakan hasil penggabungan antara Rumah Belajar dan Forum Kakak Asuh Pengabdian Masyarakat KM ITB pada zaman kepemimpinan Ridwansyah Yusuf Ahmad (Perencanaan Wilayah dan Kota 2005) sebagai Presiden KM ITB. Rumah Belajar sendiri sudah berdiri sejak zaman kepemimpinan Zulkaida Akbar (Fisika 2003). Saat ini SKHOLE dipimpin oleh Nayasari Aissa (FIsika 2007) sebagai kepala sekolah.

SKHOLE memiliki tujuan besar untuk menjadi wadah bagi mahasiswa-mahasiswa ITB untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dalam hal keilmuan. Selain untuk membagikan ilmunya kepada anak-anak, dengan kegiatan ini diharapkan juga mahasiswa ITB dapat mengembangkan karakternya dengan baik.

Untuk mewujudkan karakter mahasiswa yang sigap, cakap, dan tanggap, mahasiswa juga memerlukan pengembangan-pengembangan softskills yang tidak cukup hanya dikembangkan dalam ruang kuliah. Karena itulah SKHOLE dilaksanakan untuk dapat mengakomodasi pengembangan diri, tidak saja untuk adik-adik yang diajar, namun juga mahasiswa-mahasiswa ITB yang mengajar.

"Untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin di masa depan, langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan mengenal masyarakat," ungkap Naya. Mengajar merupakan salah satu medium yang baik untuk mengenal masyarakat lebih dekat, terutama generasi mudanya.

SKHOLE saat ini sudah banyak berkegiatan dengan anak-anak dari Wisma Putra Ciumbuleuit, Rumah Belajar di Jalan Sangkuriang, Cisitu, dan juga di daerah Jalan Plesiran, di sekitar wilayah kampus ITB. Untuk anak-anak di Wisma Putra, biasanya dilakukan pendampingan belajar di malam hari untuk mendukung proses akademik yang telah mereka dapatkan di sekolah masing-masing, sedangkan untuk Rumah Belajar di Sangkuriang dan Plesiran, SKHOLE akan lebih fokus pada pengembangan pendidikan informal yang dapat mengakomodasi berbagai potensi dan kreativitas dari anak-anak setempat. Beberapa kali juga diadakan telah kunjungan ke Ciroyom, untuk berkegiatan bersama anak-anak jalanan yang telah diasuh oleh Rumah Belajar Sahaja Ciroyom.

SKHOLE mengundang seluruh mahasiswa ITB untuk turut menjadi agen-agen pendidikan dengan bergabung menjadi kakak-kakak pengajar. Tawaran ini terbuka untuk mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam himpunan maupun mahasiswa-mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB). "Yang ingin mewujudkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bisa bergabung ke SKHOLE," ajak Naya.