Sosialisasi Seleksi Mandiri ITB: Dukungan untuk Program Studi Strategis Nasional dan Siswa dari Daerah 3T
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung kembali menggelar sosialisasi terkait penerimaan calon mahasiswa baru tahun 2023. Uniknya, sosialisasi yang bertajuk “Sosialisasi Edisi ke-3: Program Strategis Nasional, Dukungan Daerah 3T dan Beasiswa Seleksi Mandiri ITB 2023” ini disiarkan secara langsung dari Observatorium Bosscha, Lembang. Pendaftar terpilih yang tertarik dengan dunia astronomi dapat menghadiri kegiatan sosialisasi secara luring di Observatorium Bosscha.
Hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M. Eng, memberikan sambutan sekaligus membuka sosialisasi yang diselenggarakan pada Sabtu, 20 Mei 2023 lalu.
Prof. Jaka menyampaikan, ITB telah memahami terdapat bidang strategis bagi Indonesia yang memiliki kontribusi besar untuk mendukung pembangunan bangsa, industri dasar, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan bencana. Selain itu, ITB juga memberi dukungan penuh untuk mengembangkan potensi putra-putri bangsa dari seluruh daerah di Indonesia. Prof. Jaka juga berpesan kepada calon mahasiswa ITB untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam mengikuti proses seleksi penerimaan mahasiswa baru ITB.
Sosialisasi ini disampaikan oleh Direktur Direktorat Pendidikan ITB, yakni Dr. Techn. Ir. Arief Hariyanto. Ia menjelaskan latar belakang dirancangnya Program Dukungan Daerah 3T. Program ini adalah keinginan ITB untuk menemukan potensi putra-putri terbaik bangsa yang mungkin masih kesulitan mengakses pendidikan. Oleh karena itu, ITB berkomitmen untuk memberikan beasiswa penuh melalui program ini. Tak hanya itu, ITB juga mengusung Program Strategis Nasional sebagai dukungan terhadap ketahanan nasional.
Selanjutnya, Dr. Arief menjelaskan persyaratan dan proses yang perlu dilalui untuk dapat mengikuti kedua program ini yang menjadi bagian dari Seleksi Mandiri ITB (SM ITB). “Proses seleksi menggunakan capaian akademik di SMA, hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), dan ujian akademik ITB. Selain itu, terdapat ujian keterampilan bagi peserta yang mendaftar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),” jelasnya. Ujian akademik terdiri dari ujian matematika dan ujian fisika, namun peserta yang mendaftar SBM dan FSRD hanya mengikuti ujian matematika.
Pada pagi hari itu hadir pula Irvan Christiawan, S.T., selaku Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa ITB untuk menjelaskan proses seleksi mahasiswa baru melalui SM ITB. Pada jalur penerimaan ini terdapat dua kategori peserta, yakni peserta reguler dan peserta program beasiswa. Meskipun termasuk program reguler, Program Strategis Nasional tetap memberi dukungan beasiswa biaya penyelenggaraan pendidikan walau tidak penuh. Peserta yang mendaftar Program Strategis Nasional dapat memilih program studi yang ditawarkan.
Selain itu, Irvan kembali menekankan bahwa peserta yang dapat mengikuti Program Dukungan Daerah 3T adalah peserta yang berasal dari sekolah di kawasan 3T, bukan berdasarkan domisilinya. Terdapat 76 daerah 3T yang disyaratkan pada program ini yang mengacu pada Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2020 serta daerah lain yang dianggap masih memerlukan bantuan pendidikan.
Pada kesempatan ini, ia juga memberikan informasi tambahan terkait SM ITB yang memberi kesempatan kepada siswa-siswi SMK untuk menjadi bagian dari ITB sesuai dengan bidang yang digelutinya. Sama halnya dengan Program Strategis Nasional dan Program Dukungan Daerah 3T, peserta SM ITB juga akan mengikuti ujian akademik ITB secara daring.
Tak hanya penjelasan terkait penerimaan mahasiswa baru ITB melalui SM ITB, tetapi juga terdapat talkshow yang mendatangkan dua mahasiswa ITB peserta Program Dukungan Daerah 3T dan Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Mereka adalah Henrikus Williams Ko’o (FMIPA Angkatan 2023) dan Kwart Felisha Pitornela Wainggai (SAPPK Angkatan 2023). Henrikus yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur berhasil menjadi penerima beasiswa pendidikan melalui Program Dukungan Daerah 3T.
Felisha berasal dari Serui, Provinsi Papua. Ia mendapatkan bantuan pendidikan melalui Program ADik. Felisha menceritakan perjuangannya untuk mendapatkan akses internet demi mendaftar ke ITB yang hanya dapat diperoleh saat malam hari.
Setelah diterima di ITB, Henrikus dan Felisha mengaku perlu melakukan penyesuaian perkuliahan. Namun, mereka berhasil melewati hampir dua semester di ITB dengan baik. Menurut mereka, program pendampingan akademik dan sosial yang difasilitasi oleh ITB sangat membantu mereka untuk beradaptasi di wilayah yang baru mereka datangi ini.
Sebagai penutup, Henrikus dan Felisha memberikan pesan untuk calon mahasiswa ITB 2023. “ITB dan saya yakin bahwa teman-teman mampu untuk diterima di ITB, terlebih pula ITB menyediakan program untuk siswa dari daerah 3T,” ungkap Henrikus.
“Tetap semangat untuk calon mahasiswa baru ITB, kalian sudah hebat saat diterima di ITB. Jika kalian berhasil menamatkan pendidikan di ITB, tunjukkan bahwa kalian mampu berkontribusi ke masyarakat dan lingkungan sekitar dengan memanfaatkan pembelajaran dari ITB. Mari membangun negara demi Indonesia maju dan pintar,” sambung Felisha.
Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)