Spirit ITB untuk Ibu Kota Negara Baru, Berangkatkan Mahasiswa ke IKN Nusantara

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

IKN, itb.ac.id — Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara adalah ibu kota masa depan Indonesia yang akan menggantikan DKI Jakarta. IKN Nusantara saat ini merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur dan akan menjadi daerah otorita mandiri yang bersifat khusus dan memisahkan diri dari provinsi tersebut.

Masyarakat setempat harus memiliki kesiapan untuk menghadapi arus urbanisasi atau pengotaan suatu wilayah. Institut Teknologi Bandung (ITB) berusaha menjadi katalisator untuk membantu masyarakat IKN lebih peduli terhadap kondisi baru yang akan dihadapi. Oleh karena itu, Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB mengirimkan satu tim mahasiswa untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sana.

KKN dilakukan di Desa Bukit Raya, smart village yang menjadi desa percontohan. Program utama yang dibawakan adalah sosialisasi pengolahan sampah organik dan anorganik, program mengajar bahasa Inggris di SD, sosialisasi digital marketing, komposter bag, dan bersih-bersih lingkungan.

“Kami mengundang perwakilan dari 13 RT di Desa Bukit Raya untuk sosialisasi pengelolaan sampah. Kami mengajak masyarakat untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dengan komposter bag. Sedangkan untuk sampah anorganik disulap menjadi ecobrick. Diharapkan ketika daerah ini sudah menjadi kota, masyarakat bisa bijak mengelola sampah,” tutur Hafidz Bayu Massaiz (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021).

Untuk meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya, mereka melakukan kegiatan mengajar di SD Negeri 04 Sepaku. Sebelas mahasiswa yang tergabung dalam tim ini mengenalkan jenis-jenis sampah dan cara pemilahannya, pencemaran, polusi, perubahan iklim, dan konsep eco-living secara sederhana dengan pendekatan yang menarik.

“Materinya disampaikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga para siswa bisa mendapatkan wawasan mengenai lingkungan dan menajamkan kecakapan berbahasa asing. Setelah pemaparan selesai, kami melukis tote bag bersama. Anak-anak bisa membawa pulang hasil kreasi mereka dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari,” ungkap Muhammad Khairul Suryonegoro (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021).

Di sisi lain, tak dapat dipungkiri bahwa ekonomi akan tumbuh dengan pesat di pusat pemerintahan yang baru. Masyarakat diharuskan melek teknologi dan membiasakan diri dengan digitalisasi sistem. “Kami melakukan sosialisasi kepada setiap badan usaha milik warga Desa Bukit Raya mengenai penggunaan QRIS dan Instagram sebagai media berbisnis. Ke depannya pasti akan ada banyak kegiatan ekonomi yang berlangsung secara cashless,” tutur Annisa Edi Setiyani (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021).

Kegiatan lain yang dilangsungkan adalah bersih-bersih lingkungan di SDN 04 Sepaku dan Alun-Alun Desa Bukit Raya, revitalisasi taman SD Negeri 04 Sepaku yang diberi nama Taman Ganesha, penghibahan alat filter air, dan pengadaan Cultural Night Bukit Raya.

   

“Malam budaya ini menjadi penutupan dari rangkaian kegiatan yang telah dilakoni sejak 12 hingga 18 November 2023. Sebanyak 136 masyarakat Desa Bukit Raya ikut menyemarakkan kegiatan. Ada suguhan tari Mandau, solo vocal, dan beberapa penampilan lainnya dari siswa SDN 04 Sepaku. Sementara itu, dari mahasiswa ada sesi fashion show yang mempertontonkan baju adat dari berbagai daerah. Kami ingin menunjukkan keindahan dari kemajemukan budaya daerah dan melestarikannya. Masyarakat menyambut hangat acara ini,” ujar Bayu.

Dosen pembimbing KKN, Dr. Epin Saepudin, M.Pd., mengatakan bahwa pelaksanaan KKN ini hanya berjalan singkat dalam satu pekan, namun Kepala Subdirektorat Organisasi Mahasiswa dan Pengembangan Prestasi Mahasiswa ITB itu berharap kegiatannya dapat memberikan arti bagi masyarakat.

Ketua pelaksana KKN, Ifatul Izzah (Teknik Perminyakan, 2020), berharap masyarakat IKN dapat beradaptasi tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya yang dimiliki. “Kami percaya jika nantinya IKN Nusantara menjadi ibu kota kelas dunia, masyarakat adatnya tetap utuh dan tidak akan punah,” ujarnya.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download