Student English Forum ITB Raih Juara Kedua Debat Bahasa Inggris Nationwide English Olympics
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG,itb.ac.id - Student English Forum (SEF) ITB meraih juara kedua pada Nationwide English Olympics (NEO) cabang debat bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Universitas Bina Nusantara. Kejuaraan ini merupakan acara tahunan Bina Nusantara English Club yang dihadiri oleh delegasi klub debat bahasa Inggris dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Selain ITB,delegasi yang hadir antara lain mahasiswa Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Universitas Parahyangan, Bina Nusantara Internasional, dan Universitas Paramadina.
Kompetisi debat yang diadakan pada 19 s.d. 24 Februari 2010 lalu ini menggunakan format British Parliamentary (BP), yaitu dimana setiap babak terdiri dari empat tim yang bertanding. SEF ITB mengirimkan tiga tim debat. Dua tim ITB lolos ke babak grand final, sedangkan satu tim ITB lainnya hanya mencapai babak semifinal. Di grand final, dua tim ITB bertemu dengan dua tim UI.
Hasil babak grand final adalah sebagai berikut, juara pertama dan ketiga diraih oleh Universitas Indonesia, sedangkan juara kedua dan keempat diraih oleh ITB. Karina Patria Soedjatmiko (Teknik Lingkungan '07) dan Vincentius Dito Krista Hollanda (Teknik Kimia '08) merupakan delegasi ITB yang meraih runner up (juara kedua) pada kompetisi ini.
Selain menjadi runner up, Karina dan Dito juga meraih predikat second best speaker, yaitu debater dengan skor kedua tertinggi di antara seluruh peserta debat. Delegasi lainnya, Farah Fitriana (Matematika '05) meraih skor keempat tertinggi. Penilaian best speaker diperoleh dengan cara mencatat dan mengakumulasikan skor tiap debater sepanjang turnamen. Pada akhirnya akan didapat peringkat seluruh speaker selama kompetisi berlangsung.
Minat yang Berkembang
Debat bahasa Inggris merupakan aktivitas yang tergolong cukup umum dan diminati. Di Indonesia, banyak perguruan tinggi (nasional maupun swasta) dan Sekolah Menengah Atas yang telah memiliki klub debat. Unit/klub debat baru terus bermunculan di perguruan tinggi maupun SMA se-Indonesia. Dalam setahun, bisa terdapat puluhan kompetisi debat tingkat universitas maupun SMA, nasional maupun regional, dengan puluhan institusi pendidikan sebagai partisipan.
Aktivitas ini pun mendapat tempat tersendiri di mancanegara. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya jumlah dan jenis turnamen tingkat internasional: World Universities Debating Championship, Australasian Intervarsity Debating Championships, dan lain-lain, yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas ternama di tingkat internasional seperti Harvard University, Oxford University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), serta Monash University.
Harus Pahami Isu Sosial
Pada umumnya, dalam satu babak debat bahasa Inggris, terdapat dua tim yang bertanding: tim Government dan tim Opposition. Kedua tim diberikan sebuah mosi. Tim Government bertugas meyakinkan juri (adjudicator) untuk mendukung mosi tersebut; sedangkan tim Opposition meyakinkan juri untuk menolak mosi.
Dalam debat, para debater dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan: berbicara di depan umum, kerja sama tim, berpikir kritis dan cepat, serta memahami isu-isu yang relevan (sosial, politik, sejarah, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain). Mereka dituntut pula untuk dapat menyampaikan argumen dengan cara persuasif dan sederhana sehingga dapat dimengerti oleh adjudicator.
Pencapaian Nasional
Tahun ini, SEF ITB telah meraih beberapa pencapaian. Januari lalu, ITB menjadi tuan rumah salah satu kejuaraan debat bahasa Inggris tingkat nasional, Indonesian Varisities English Debate (IVED), yang dihadiri oleh 72 tim yang berasal dari 43 perguruan tinggi se-Indonesia.
Pada turnamen ini, ITB meraih peringkat juara setelah mengalahkan Universitas Gadjah Mada di grand final. Marsha Faradina (Fakultas Teknologi Industri '09), Vincentius Dito Krista Hollanda (Teknik Kimia '08), dan Kirana Kania (Oseanografi '08) merupakan perwakilan tim ITB yang meraih juara pertama IVED. Dito dan Kirana juga meraih predikat third best speaker.
Pada awal Januari tahun ini, ITB mengikuti kejuaraan debat internasional World Universities Debating Championship di Koc, Turki. Turnamen ini juga diikuti oleh Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Atma Jaya Jakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Pada kompetisi itu, anggota tim ITB: Muhammad Pandu (Fisika '06) dan Luthfi Abdurrahman (Seni Rupa '05) meraih speaker score tertinggi dibanding debater Indonesia lainnya.
[Fathir Ramadhan]
Hasil babak grand final adalah sebagai berikut, juara pertama dan ketiga diraih oleh Universitas Indonesia, sedangkan juara kedua dan keempat diraih oleh ITB. Karina Patria Soedjatmiko (Teknik Lingkungan '07) dan Vincentius Dito Krista Hollanda (Teknik Kimia '08) merupakan delegasi ITB yang meraih runner up (juara kedua) pada kompetisi ini.
Selain menjadi runner up, Karina dan Dito juga meraih predikat second best speaker, yaitu debater dengan skor kedua tertinggi di antara seluruh peserta debat. Delegasi lainnya, Farah Fitriana (Matematika '05) meraih skor keempat tertinggi. Penilaian best speaker diperoleh dengan cara mencatat dan mengakumulasikan skor tiap debater sepanjang turnamen. Pada akhirnya akan didapat peringkat seluruh speaker selama kompetisi berlangsung.
Minat yang Berkembang
Debat bahasa Inggris merupakan aktivitas yang tergolong cukup umum dan diminati. Di Indonesia, banyak perguruan tinggi (nasional maupun swasta) dan Sekolah Menengah Atas yang telah memiliki klub debat. Unit/klub debat baru terus bermunculan di perguruan tinggi maupun SMA se-Indonesia. Dalam setahun, bisa terdapat puluhan kompetisi debat tingkat universitas maupun SMA, nasional maupun regional, dengan puluhan institusi pendidikan sebagai partisipan.
Aktivitas ini pun mendapat tempat tersendiri di mancanegara. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya jumlah dan jenis turnamen tingkat internasional: World Universities Debating Championship, Australasian Intervarsity Debating Championships, dan lain-lain, yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas ternama di tingkat internasional seperti Harvard University, Oxford University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), serta Monash University.
Harus Pahami Isu Sosial
Pada umumnya, dalam satu babak debat bahasa Inggris, terdapat dua tim yang bertanding: tim Government dan tim Opposition. Kedua tim diberikan sebuah mosi. Tim Government bertugas meyakinkan juri (adjudicator) untuk mendukung mosi tersebut; sedangkan tim Opposition meyakinkan juri untuk menolak mosi.
Dalam debat, para debater dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan: berbicara di depan umum, kerja sama tim, berpikir kritis dan cepat, serta memahami isu-isu yang relevan (sosial, politik, sejarah, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain). Mereka dituntut pula untuk dapat menyampaikan argumen dengan cara persuasif dan sederhana sehingga dapat dimengerti oleh adjudicator.
Pencapaian Nasional
Tahun ini, SEF ITB telah meraih beberapa pencapaian. Januari lalu, ITB menjadi tuan rumah salah satu kejuaraan debat bahasa Inggris tingkat nasional, Indonesian Varisities English Debate (IVED), yang dihadiri oleh 72 tim yang berasal dari 43 perguruan tinggi se-Indonesia.
Pada turnamen ini, ITB meraih peringkat juara setelah mengalahkan Universitas Gadjah Mada di grand final. Marsha Faradina (Fakultas Teknologi Industri '09), Vincentius Dito Krista Hollanda (Teknik Kimia '08), dan Kirana Kania (Oseanografi '08) merupakan perwakilan tim ITB yang meraih juara pertama IVED. Dito dan Kirana juga meraih predikat third best speaker.
Pada awal Januari tahun ini, ITB mengikuti kejuaraan debat internasional World Universities Debating Championship di Koc, Turki. Turnamen ini juga diikuti oleh Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Atma Jaya Jakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Pada kompetisi itu, anggota tim ITB: Muhammad Pandu (Fisika '06) dan Luthfi Abdurrahman (Seni Rupa '05) meraih speaker score tertinggi dibanding debater Indonesia lainnya.
[Fathir Ramadhan]