Studium Generale: Kepemimpinan Berwawasan Bela Negara

Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Rabu (17/09/14) ITB menyelenggarakan Studium Generale pertama pada semester ganjil tahun ini. Kuliah umum ini dilaksanakan di Aula Barat mengundang Mayjen TNI Hartind Asrin, Kepala Badan Pelatihan dan Pendidikan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia, sebagai pembicara. Mengangkat tema 'Kepemimpinan Berwawasan Bela Negara', kuliah kali ini memperluas wawasan pesertanya sebagai calon-calon pemimpin masa depan.

Kuliah dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni, Prof.Ir. Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc., Ph.D. Dalam sambutannya, ia meyebutkan bahwa mahasiswa perlu mendapatkan wawasan lebih, tidak hanya wawasan pada bidang studinya saja. Melalui Studium Generale ini, mahasiswa diharapkan akan memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih komprehensif.


Hartind memulai kuliah umum dengan pernyataan bahwa seorang calon pemimpin haruslah tauladan. Menurutnya, pemimpin perlu memiliki asas kepemimpinan. Seperti pada TNI,terdapat sebelas asas antara lain takwa, ing ngarso sung tolodo, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani, waspada purba wisesa, ambeg parama arta, prasaja, satya, gemi nastiti, belaka, dan legawa.Selain itu, ditekankan bahwa pemimpin harus bisa dekat dengan bawahannya maupun rekannya.


Dari sekian banyak sifat baik manusia, terdapat empat sifat utama yang dianggap Hartind harus dimiliki oleh pemimpin. Empat sifat tersebut adalah berani, jujur, membantu sesama, dan kesetiaan. Ia menceritakan saat dirinya berani bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan setiap anak buahnya dalam tugas. "Pemimpin harus berani bertanggung jawab, setelah berani harus jujur dalam tindakan," ungkap Mayjen yang sempat menempuh pendidikan di ITB ini.


Sesuai dengan tema yang diangkat, Hartind kemudian menjelaskan konsep bela negara yang perlu dilaksanakan oleh setiap warga negara. Sesuai dengan Pasal 27 UUD 1945, setiap warga negara berhak dan wajib bela negara. Bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI. Hartind menjelaskan bahwa negara layaknya makhluk hidup, mula-mula tidak ada, kemudian berkembang di dalam hati penduduknya. Tidak hanya TNI yang melaksanakan sistem pertahanan negara dalam perwujudan bela negara, tetapi juga seluruh warganya yang termasuk ke dalam komponen pendukung.


Terdapa lima nilai yang dijelaskan Hartind dalam konsep bela negara. Nilai-nilai tersebut adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara berupa jasmani dan rohani yang sehat. Pada akhir pemaparannya, Hartind menyimpulkan bahwa pemimpin perlu mendapatkan kepercayaan yang hanya bisa dibuktikan dalam perbuatan serta setiap warga negara perlu memiliki jiwa kepemimpinan yang berwawasan bela negara.