Studium Generale: Peran Teknologi dalam Pengolahan Energi

Oleh Owen Nixon Jimawan

Editor Owen Nixon Jimawan

BANDUNG, itb.ac.id - Kuliah Umum Studium Generale kembali diadakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Sabtu (12/11/16) dengan bertempat di Aula Barat Kampus Ganesha ITB. Pada Studium Generale KU4078 ini, ITB mendatangkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Ir. Arcandra Tahar, M.Sc, Ph.D. Dengan mengangkat topik Peranan Teknologi dan Pengolahan Energi & Mineral serta Tantangan Pemanfaatannya, Ir. Arcandra membahas isu-isu  strategis di bidang energi khususnya di Indonesia.

Kuliah umum diawali dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Dr. Miming Miharja, S.T., M.Sc.Eng. Pada kesempatan ini, Ir. Arcandra mengungkapkan bahwa ini adalah sebuah kehormatan baginya untuk dapat masuk dan berkunjung kembali di institut yang telah membesarkan namanya tersebut. Hal ini juga merupakan suatu kebanggan baginya bisa bertemu dengan guru-guru dan generasi penerus Institut Teknologi Bandung. Ir. Arcanda menceritakan masa lalunya ketika menempuh pendidikan di ITB ini, khususnya mengenai didikan yang diterimanya. Didikan seperti berdisiplin waktu melekat pada dirinya hingga saat ini. Menurutnya, waktu adalah sesuatu yang paling jauh dari diri kita karena tidak bisa kita raih kembali. Kedisiplinan yang dibentuk maupun yang dipaksakan terbentuk akan ada manfaat untuk kedepannya. Sekiranya itu menjadi sesuatu yang dapat ditawarkan dan menjadi kekuatan bagi kita.

Membangun Kemandirian Bangsa

Kemandirian bangsa terbentuk ketika kemandirian energi telah dibangun. Dalam membangun kemandirian energi tentu diperlukan suatu strategi dan pastinya ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam perumusan strategi itu. Pertama, salah satu kelemahan di Indonesia dan menjadi kekuatan bagi koorporasi asing adalah teknologi, misalnya pada big oil company atau big mining company. Mereka menawarkan teknologi yang mumpuni dimana itu menjadi kekuatan mereka untuk masuk berinvestasi ke Indonesia. Kedua, proses bisnis di Indonesia yang terlalu panjang dan terkadang tidak transparan. Hal ini mengakibatnya pelaku usaha, bahkan yang menjalankan bisnis proses tersebut, tidak tahu perkembangan dokumen yang sedang diprosesnya. Ketiga, Human Resources Development yang mumpuni, teknologi hanya alat dan masih memerlukan campur tangan tenaga manusia. Human Resources Development inilah yang harus dikembangkan agar proses bisnis bisa dikembangkan dan menjadikan proses tersebut bagus.
Selain itu, ada 2 konsep yang menjadi target bagi pelaku investasi pasar, sumber daya alam dikelolah untuk mendapatkan revenue sebesar-besarnya ataukah sumber daya alam dikelolah untuk mendapat manfaat yang sebesar-besarnya. Revenue akan diperoleh dari selisih biaya penjualan dengan produksi sehingga menghasilkan untung bagi kita. Untuk konsep kebermanfaatan, dilakukan rantai pengolahan yang lebih panjang sehingga nilai ekonominya dapat meningkat (multiplayer effect).

 Kedaulatan Energi


Kedaulatan energi merupakan hak negara untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi. Ketahanan energi dapat diraih dengan menjamin empat faktor. Availability dari sumber energi, affordability (energi tersedia dan terjangkau sesuai dengan kemampuan daya beli), accessibility (kemampuan menjangkau energi tersebut), dan sustainability dari sumber energi untuk masyarakat dan industri. Kemudian dibahas pula bagaimana sebaiknya melihat investasi yang ada di Indonesia. Menjamin investasi baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri diperlukan supaya investasi bisa berjalan sesuai dengan koridor hukum dan perundang-undangan. Investasi asing tentu harus diarahkan ke dalam dua hal, yaitu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lewat kerjasama yang saling menguntungkan. Impor harus dikurangi dan industri nasional harus dikembangkan. Jika industri nasional tidak memenuhi kemampuan untuk menggunakan teknologi maka perusahaan mengalami kerugian di stock exchanges (harga saham) yang nantinya akan berdampak pada kerugian yang lebih besar dari keuntungannya. Energi terbarukan adalah sebuah keharusan, kita tidak punya pilihan karena dunia ini bergerak semakin tua dan suatu saat kita tidak bisa mengambil minyak yang ada, bukan cadangannya habis. Energi fosil dan renewable energi harus berjalan searah dan teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam kemandirian energi.


Sumber Foto: Dokumen Pribadi