Sunda Mekar Lustrum VII LSS
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Unit kegiatan mahasiswa, Lingkung Seni Sunda mengadakan acara puncak peringatan Lustrum VII pada hari Sabtu, 2 September 2006. Rangkaian acara yang telah dimulai sejak akhir Agustus lalu mengambil tempat di lapangan Campus Center Barat dan Timur mulai pukul 09.00 sampai tengah malam. Acara yang digelar pada pagi hari bertajuk ‘Sunda Mekar’ yang menghadirkan berbagai ragam kesenian Sunda. Acara pagi hari ini terdiri dari Lomba Busana Tradisional Anak, Parade Kesenian Sunda, Pameran Budaya Sunda, Talkshow. Kemudian acara puncak Lustrum VII digelar pada malam harinya, yaitu Pagelaran September.
Lenggak-lenggok anak-anak kecil usia TK dan SD memperagakan pakaian tradisional Sunda yang dikenakannya terlihat sangat lucu dalam lomba busana tradisional anak. Delapan belas peserta lomba yang mungil-mungil ini berlagak bak model-model sungguhan yang tanpa takut beraksi di atas panggung. Model-model cilik ini pun tidak merasa keberatan memakai kebaya, samping, lengkap dengan sanggul dan blangkon. Dewan juri yang menilai para peserta terdiri dari alumni LSS, peserta Indonesian Idol 30 besar dan mantan Mojang-Jajaka Bandung.
Pameran Budaya Sunda diisi dengan stan-stan yang menjajakan benda-benda yang berbau Sunda. Seperti kerajinan tangan berupa gamelan Sunda mini, topeng untuk Tari Topeng, kemudian makanan-minuman tradisional Sunda seperti awug, baso tahu dan cendol. Pameran ini juga menyuguhkan kliping-kliping informasi mengenai ragam seni yang ada di Sunda, mulai dari Banten sampai Cimahi.
Parade kesenian Sunda menghadirkan berbagai macam kesenian Sunda, mulai dari tari, musik dan kidung Sunda. Tari Topeng, Jaipong, angklung, dan kidung Sunda yang mengiringi tarian bergema sejak pagi hari. Acara yang dilaksanakan bersamaan dengan lomba busana tradisional anak tersebut sebagian besar diisi oleh paguyuban seni Sunda dari universitas-universitas lain di Jawa Barat. Penampilan yang paling menyedot perhatian massa ialah penampilan debus dan tabuh bedug dari Universitas Sunan Ageng Tirtayasa Banten. Penampilan yang ditempatkan di akhir acara tersebut mempertontonkan keahlian tenaga dalam pencak silat yang tergabung dalam unit tersebut. Mulai dari pertunjukan pencak silat, kebal benda tajam, kebal air keras dan sebagainya. Acara yang digelar serentak ini sayangnya tidak dipadati pengunjung.
Lenggak-lenggok anak-anak kecil usia TK dan SD memperagakan pakaian tradisional Sunda yang dikenakannya terlihat sangat lucu dalam lomba busana tradisional anak. Delapan belas peserta lomba yang mungil-mungil ini berlagak bak model-model sungguhan yang tanpa takut beraksi di atas panggung. Model-model cilik ini pun tidak merasa keberatan memakai kebaya, samping, lengkap dengan sanggul dan blangkon. Dewan juri yang menilai para peserta terdiri dari alumni LSS, peserta Indonesian Idol 30 besar dan mantan Mojang-Jajaka Bandung.
Pameran Budaya Sunda diisi dengan stan-stan yang menjajakan benda-benda yang berbau Sunda. Seperti kerajinan tangan berupa gamelan Sunda mini, topeng untuk Tari Topeng, kemudian makanan-minuman tradisional Sunda seperti awug, baso tahu dan cendol. Pameran ini juga menyuguhkan kliping-kliping informasi mengenai ragam seni yang ada di Sunda, mulai dari Banten sampai Cimahi.
Parade kesenian Sunda menghadirkan berbagai macam kesenian Sunda, mulai dari tari, musik dan kidung Sunda. Tari Topeng, Jaipong, angklung, dan kidung Sunda yang mengiringi tarian bergema sejak pagi hari. Acara yang dilaksanakan bersamaan dengan lomba busana tradisional anak tersebut sebagian besar diisi oleh paguyuban seni Sunda dari universitas-universitas lain di Jawa Barat. Penampilan yang paling menyedot perhatian massa ialah penampilan debus dan tabuh bedug dari Universitas Sunan Ageng Tirtayasa Banten. Penampilan yang ditempatkan di akhir acara tersebut mempertontonkan keahlian tenaga dalam pencak silat yang tergabung dalam unit tersebut. Mulai dari pertunjukan pencak silat, kebal benda tajam, kebal air keras dan sebagainya. Acara yang digelar serentak ini sayangnya tidak dipadati pengunjung.