Sutanto Hartono Sampaikan Disrupsi dalam Dunia Digital

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Sutanto Hartono (Foto: Ahmad Fadhil/Humas ITB)

BANDUNG, itb.ac.id – Navigating Digital Disruption menjadi tema untuk Studium Generale KU 4078, di Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Rabu (4/9/2019). Topik tersebut dibawakan oleh Managing Director PT. Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) Tbk, Sutanto Hartono, yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa ITB.


Sutanto Hartono menjelaskan disrupsi atau perubahan mendasar dalam dunia digital disebabkan karena adanya proses demokratisasi konten. Dalam artian, konten tidak hanya bisa dinikmati melalui media-media konvensional saja tapi juga dalam media digital. Menurut data yang ia sampaikan, saat ini Indonesia menjadi pengguna media sosial ke-3 terbesar di Indonesia dan bahkan pengguna nomor 1 terbanyak platform Instagram se-Asia Pasifik.

CEO PT. Surya Citra Media (SCTV) itu juga menyampaikan GDP (Gross Domestic Product) per capita Indonesia diperkirakan naik dari $3900 USD menjadi $5200 USD pada tahun 2021. GDP selama ini diyakini sebagai salah satu indikator penting yang mengukur kesehatan perekonomian sebuah negara. Maka hal itu akan menentukan bergesernya kebutuhan-kebutuhan mendasar dari penduduk Indonesia. Selain itu, jumlah penetrasi yang dilakukan dalam menggunakan ponsel, situs belanja online, dan pengguna internet akan semakin meningkat hal tersebut menunjukkan betapa mendominasinya era digital ini.

Data untuk penetrasi internet juga disampaikan bahwa untuk wilayah Jawa biasanya tiga fitur yang paling digunakan adalah pengiriman pesan, musik serta video online. Sedangkan untuk pulau lain fitur yang paling sering digunakan adalah akses video online, mengupload content, dan email.

Fakta mengenai media konvesional seperti TV juga disebutkan bahwa TV masih menjadi media yang paling digunakan di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa alasan seperti TV dinilai paling efektif dan murah untuk menyebarkan informasi ke 17 ribu pulau yang terdapat di Indonesia, selain itu bahasa yang digunakan juga universal.

Selain itu, Sutanto Hartono juga menyampaikan terkait lima poin penting advertising yang terdiri atas content, reach, influencers, event, dan intregation. “Contohnya influencers berguna sebagai jalur amplifikasi sebuah brand. Kemudian Event berfungsi menciptakan engagement dan experience, misalnya untuk brand susu anak-anak kita harus membuat event yang menyenangkan untuk anak-anak seperti arena bermain, sehingga brand kami akan diasosiakan secara positif dengan pengalaman yang didapatkan oleh anak-anak di event tersebut,” jelasnya.

Reporter: Salsabila Tantri Ayu (Kimia, 2016)