Talkshow ATRIA 2024, Menilik Desain Arsitektur dari Berbagai Perspektif

Oleh Chysara Rabani - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2022

Editor M. Naufal Hafizh

TalkshowDesign Beyond Aesthetics” ATRIA 2024 di Gedung Labtek IX B, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (14/9/2024). (ITB/Chysara Rabani)

BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Talkshow bertema “Design Beyond Aesthetics”, Sabtu (14/9/2024) di Gedung Labtek IX B, ITB Kampus Ganesha. Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari ATRIA 2024.

Ketua Program Studi Magister dan Doktor Arsitektur SAPPK ITB, Dewi Larasati, S.T., M.T., Ph.D., menyampaikan bahwa desain merupakan salah satu ilmu utama dalam arsitektur. Harapannya, desain yang dibahas pada talkshow tersebut dapat memberikan manfaat bagi pengembangan profesi, keilmuan, juga masyarakat luas.

Acara yang dimoderatori Dr. Allis Nurdini, S.T., M.T. IAI. ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman untuk membahas topik terkait desain dalam dunia arsitektur, yakni Co-Founder dan Executive Director RUJAK Center for URBAN Studies (RCUS) Elisa Sutanudjaja, Director of Landscape Architecture URBAN+ Rahman Andra Wijaya, M.T., IALI, dan Principal Architect Aaksen Responsible Aarchitecture Ar. Yanuar Pratama Firdaus, M.B.A., IAI.

Elisa Sutanudjaja menjelaskan bahwa tugas arsitek adalah menciptakan suatu ruang yang membuat manusia ingin menetap di ruang tersebut. Seorang arsitek harus peka terhadap kebutuhan ruang manusia.

Beliau menambahkan, arsitek juga harus berperan sebagai archtivist yang memegang nilai ideologi sehingga dapat mendorong pengambilan sikap. Hal itu karena setiap keputusan desain yang diambil akan memengaruhi siapa yang mendapat keuntungan dari desain tersebut. Arsitek yang baik adalah arsitek yang mampu berargumen dan dapat membentuk perubahan sosial melalui desain yang dibuat.

Sementara itu, Rahman Andra Wijaya, M.T., IALI. mencoba memberikan perspektif lain. Beliau memaparkan bahwa sebuah desain ruang tidak didasarkan pada keinginan manusia, melainkan pada hal-hal yang dibutuhkan oleh alam. Menurutnya, alam akan memberikan nilai estetika dengan sendirinya. Namun, seorang arsitek harus tetap memperhatikan dampak visual serta lingkungan ketika suatu desain akan diwujudkan.

Di sisi lain, Ar. Yanuar Pratama Firdaus, M.B.A, IAI. membahas cara menyeimbangkan fungsi dan inovasi suatu ruang melalui retrofitting architecture. Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, yakni programming, tectonic, dan atmospheric.

Programming menjelaskan bahwa bahasa desain membentuk karakter suatu ruang. Tectonic berkaitan dengan konstruksi yang dibangun harus kuat menghadapi bencana. Atmospheric yaitu hal-hal yang membentuk ruang harus memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi penghuninya.

Talkshow tersebut diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa dalam merancang suatu ruang, seorang arsitek harus memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai kepentingan serta kebutuhan yang ada. Sebagai penutup, Dr. Allis mengatakan bahwa di era sekarang, arsitek harus memegang tiga prinsip utama yaitu patient, passion, dan participation.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)