Talkshow Pra-Palapa III HME ITB: Menyoal Kontribusi Mahasiswa ITB untuk Masyarakat
Oleh Ria Ayu Pramudita
Editor Ria Ayu Pramudita
Himpunan Mahasiswa Elektroteknik (HME) ITB dan Palapa memang telah banyak dikenal. Program pelistrikan desa-desa di pelosok Jawa Barat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro ini memang telah menjadi ikon bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa ITB, terbukti dengan keluarnya Palapa HME ITB sebagai juara kategori Community Development pada ajang Proficio Awards 2011. Dalam kegiatan pendahuluan dari Palapa III ini, HME berniat untuk membangkitkan lagi semangat community development dalam diri mahasiswa-mahasiswa ITB yang sempat berkobar dan berpuncak pada ITB Fair 2010 dengan mengundang para penggerak kegiatan pemberdayaan masyarakat di Indonesia.
Tri Mumpuni telah banyak bergerak untuk menyediakan energi listrik bagi desa-desa di Indonesia dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berbasis masyarakat setempat. Terhitung sudah lebih dari 60 desa yang telah diterangi oleh Puni, begitu panggilan akrabnya, sejak didirikannya IBEKA pada 17 Agustus 1992. Dengan mempercayakan kepemilikan dan tanggung jawab kepada masyarakat, Puni berharap dapat masyarakat desa dapat mengembangkan diri untuk meningkatkan kesejahteraannya, "Saya percaya bahwa listrik adalah tulang punggung dari pembangunan ekonomi, karena energi listrik dapat dimanfaatkan dengan dengan berbagai macam cara," ujarnya menjelaskan mengapa dirinya lebih memilih untuk memberdayakan masyarakat lewat penyediaan listrik.
Mahasiswa-mahasiswa ITB pun tidak mau kalah dalam usaha untuk berkontribusi pada masyarakat. Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITB juga memiliki kegiatan SIBADES yang telah diinisiasi sejak tahun 1992 dan terus berlanjut hingga sekarang. Kegiatannya tidak hanya berupa pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, namun juga usaha-usaha pemberdayaan masyarakat lain yang tidak bersifat keteknikan, seperti pendidikan. Rencana mereka untuk tahun 2011 adalah pembangunan struktur tahan gempa di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Situ Cileunca, yang hingga kini rusak karena gempa Tasikmalaya lalu. Harapannya adalah struktur di SD tersebut dapat menjadi model bagi warga setempat untuk membangun struktur yang sama pada bangunan-bangunan lain yang hancur akibat gempa, sehingga terhindar dari ancaman gempa di masa mendatang.
Aditya Wicaksono, juga merupakan alumnus SBM ITB, yang telah bergerak dengan organisasinya Satoe Indonesia untuk memberdayakan masyarakat Ciwidey hingga saat ini. Dimulai dari program Rumah Pintar hingga pengembangan usaha sayuran menembus pasar swalayan dan pelestarian budaya melalui Bandung Folklore Festival tingkat internasional, Satoe Indonesia akan terus bergerak, rencana berikutnya adalah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di daerah Subang.
Mari Bergerak: KPM Tematik
"Mahasiswa memiliki potensi yang sangat besar untuk turut memberdayakan masyarakat," ujar Didot, panggilan akrab Aditya Wicaksono, "Mahasiswa memiliki energi dan waktu luang yang lebih leluasa dibandingkan ketika mereka sudah lulus dan bekerja."
Memenuhi hal tersebut, ITB telah membuka mata kuliah baru yang bernama Kuliah Pengembangan Masyarakat (KPM) Tematik, yang akan dilaksanakan bulan Juni-Juli 2011 di Desa CIhurip dan Desa Sukalaksana, Kabupaten Garut. Diharapkan dengan kegiatan ini, mahasiswa dapat menyalurkan potensinya untuk berkontribusi kepada masyarakat, sekaligus untuk menyempurnakan pendidikannya sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.