Teknik Kimia ITB Gelar Seminar Kependidikan bagi Siswa & Guru IPA SMA

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi

BANDUNG, itb.ac.id - Pendidikan merupakan kunci suksesnya suatu bangsa. Bila suatu bangsa memiliki rakyat yang berilmu dan sudah mengenyam pendidikan yang mumpuni, maka dapat dipastikan bangsa tersebut dapat menjadi bangsa yang besar dan dijadikan contoh bagi bangsa lain. Saat ini, Teknik Kimia sudah menyelenggarakan 75 tahun pendidikan di Indonesia dan terus menghasilkan insinyur-insinyur kimia yang berkontribusi aktif untuk memberikan solusi bagi persamasalahan di Indonesia.

Dalam memperingati 75tahun Teknik Kimia di Indonesia, Teknik Kimia ITB menggelar seminar kependidikan bagi siswa dan guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMA (Sekolah Menengah Atas) di Kota Bandung.  Seminar kependidikan ini digelar di Aula Barat dan Aula Timur, Rabu (27/10/16) kemarin.


Acara seminar kependidikan yang mengundang ratusan murid dan guru SMA ini dibuka dengan sambutan oleh Ketua Panitia Seminar Kependidikan, Dr. Melia Laniwati Gunawan. Setelah dibuka, acara di Aula Barat yang diisi untuk guru SMA dilanjutkan dengan pemaparan oleh Prof. Lililasari (Pakar Pendidikan IPA) dan Ir. Dwiwahyu Haryo (Danone Waters). Prof. Liliasari menekankan pentingnya pendidikan dan pembelajaran IPA untuk kemajuan bangsa ini. Dwiwahyu yang juga merupakan alumni Teknik Kimia ITB menjelaskan besarnya peran alumni Teknik Kimia ITB dalam mendukung kedaulatan pangan dan energi bangsa. Di waktu yang sama, di Aula Timur, hadir Arini Tathagati, S.T, M.T yang menjelaskan program studi Teknik Kimia bagi siswa SMA. Selain itu, Arini pun menjelaskan peran seorang sarjana Teknik Kimia di bidang energi.


Acara di Aula Barat pun dilanjutkan dengan pemaparan oleh Dr. Ir. Danu Ariono (Teknik Kimia ITB) dan Ir. Sumantri Ishak (Badan Kejuruan Kimia - Persatuan Insinyur Indonesia). Danu memperkenalkan bidang pendidikan Teknik Kimia dan kaitannya dengan kemajuan bidang industri. Sumantri selanjutnya menjelaskan pentingnya menambah insinyur kimia bagi Indonesia. Di Aula Timur, Enrico Panindoan Tua Siregar (Nestle, Alumni Teknik Kimia ITB) menjelaskan peran insinyur kimia dan perluasannya di bidang pangan. Selain itu, Dwiwahyu yang sebelumnya mengisi sesi di Aula Barat, menjelaskan pentingnya peran insinyur kimia di bidang energi.


Setelah kedua sesi tersebut, acara dilanjutkan dengan penjelasan mengenai fasilitas di Program Studi Teknik Kimia, Teknik Pangan, dan Teknik Bionergi dan Kemurgi. Fasilitas yang dijelaskan meliputi lab keahlian, serta hasil penelitian dan pengabdian masyarakat. Guru SMA yang hadir pun mengikuti tour lab di Labtek (Laboratorium Teknik) X untuk melihat fasilitas di Teknik Kimia.  Acara pun ditutup dengan sambutan Melia, serta sesi foto dan penutupan.