Terra Incognita: Menelusuri Jejak dan Potensi Desain di Indonesia

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Jurusan Design Leadership Institut Teknologi Bandung (ITB), Aulia Akbar, mengenalkan sebuah karyanya, yakni buku yang berjudul "Terra Incognita". Buku tersebut menjadi sebuah buah dari pemikiran-pemikiran para desainer.

Inisiatif ini dimulai pada 2021 selama pandemi Covid-19. Buku ini memuat 13 topik dari 19 desainer, baik akademisi maupun praktisi, yang membahas berbagai isu desain. Untuk memperkenalkan buku ini, pre-reading session pun sempat diadakan beberapa waktu lalu di Fragment Project, Dago, Bandung.

Acara ini menghadirkan berbagai tanggapan dari praktisi dan akademisi desain. Salah satu tanggapan datang dari Andi Rahmat dari NusaƩ, yang menekankan pentingnya menggali akar sejarah desain Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang peran penting desain dalam masyarakat, "Terra Incognita" hadir untuk menggugah kesadaran dan pemahaman lebih luas tentang desain di Indonesia. Buku ini mengumpulkan pandangan dari akademisi dan praktisi desain, menjadikannya katalisator bagi kesadaran desain yang lebih luas.

Desain telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari pengolahan informasi, penciptaan identitas, hingga inovasi produk. Contoh nyata adalah kemunculan kereta cepat Whoosh dan MRT yang merupakan hasil desain fasilitas publik, serta material alternatif ramah lingkungan yang merupakan hasil rekayasa biologi.

Desain juga muncul dalam teknologi seperti smartphone dan kecerdasan buatan, serta proyek-proyek komunitas seperti revitalisasi desa di Dusun Ngadiprono, Temanggung dengan Pasar Papringan. Desain pertama kali diajarkan di ITB pada tahun 70-an, dan kontribusinya terhadap kemajuan bangsa tidak dapat disangkal lagi.


Kini, desain telah berkembang di berbagai disiplin ilmu. Tak hanya itu, desain juga berperan signifikan dalam ekonomi kreatif Indonesia. Menurut data BPS, pada tahun 2010, bidang desain dalam subsektor industri kreatif menyumbang 19.583,2 miliar rupiah. Laporan Outlook: Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023-2024 menyebutkan bahwa aspek promosi dan pemasaran, yang erat kaitannya dengan desain, memberikan kontribusi sebesar 69,05%.

Meski desain memiliki banyak manfaat, peran dan tanggung jawab sosial desainer juga sangat penting. Desainer harus mempertimbangkan dampak positif dari karyanya, baik dari segi ekonomi maupun sosial-budaya. Isu seperti limbah industri dan budaya konsumtif adalah beberapa contoh tanggung jawab yang harus diemban oleh desainer. Desainer memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan penanda zaman.
Mereka turut membentuk selera masyarakat, seperti apakah desain mobil harus besar atau bagaimana representasi budaya di media publik. Penting bagi desainer untuk memiliki pemahaman lintas disiplin dan bekerja kolaboratif untuk menghasilkan dampak yang lebih luas.

Pendidikan desain telah berkembang pesat di Indonesia, dengan banyaknya universitas yang membuka jurusan desain. Kompetisi yang ketat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kepemimpinan dalam desain menjadi penting agar desainer dapat menjadi pendidik yang kompeten bagi masyarakat.

Buku ini juga memuat pandangan dari desainer internasional seperti Helen CH Ting dari Taiwan, Falah Naim dari Malaysia, dan Mikiharu Yabe dari Jepang, yang memberikan perspektif desain di kawasan Asia.

Dengan adanya "Terra Incognita", diharapkan diskusi tentang desain tidak hanya sebatas visual, tetapi juga mencakup peran sosial dan potensi besar desain untuk kemajuan peradaban. Buku ini diharapkan menjadi pemantik untuk dialog kritis tentang desain di Indonesia.

"Terra Incognita" diharapkan dapat memperluas kesadaran tentang pentingnya desain dan peran desainer dalam masyarakat. Melalui dialog dan kolaborasi, desainer Indonesia dapat menciptakan inovasi yang berkelanjutan dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Reporter : Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)