The Scholar's Day: Maximize Your Power
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG. itb.ac.id- Sabtu (10/1), Kantor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WRMA) ITB menyelenggarakan seminar bertajuk "The Scholar's Day: Maximize Your Power" di Gedung Serbaguna ITB. Seminar ini ditujukan kepada para pemeroleh beasiswa guna meningkatkan kualitas diri. Acara yang berdurasi sekitar 5 jam, secara resmi dibuka oleh Dr. Ciptati MS, M.Sc selaku Deputi Bidang Pengembangan dan Karakter WRMA ITB. Dalam kesempatan ini, Ciptati menghimbau para mahasiswa yang mengambil cuti akademik hanya karena alasan ekonomi untuk mengajukan penangguhan iuran kuliah dalam batas waktu yang telah disepakati. Secara khusus, Ciptati juga memperkenalkan beasiswa "ITB Untuk Semua" yang diperuntukkan bagi 100 calon mahasiswa dari berbagai daerah yang berasal dari golongan ekonomi lemah.
Hadir sebagai pembicara diantaranya Indra Djati Sidi (Dosen Teknik Sipil), Rivandra Royono (alumni Fisika Teknik), dan Sri Wachyuni (Psikolog). Indra mempresentasikan tantangan yang dihadapi mahasiswa di masa depan dalam dunia profesional. Secara faktual, Indra mengharapkan para mahasiswa memiliki kompetensi memecahkan masalah, tidak hanya sekedar menghapal penyelesaian masalah. Kemudian, kemampuan kerja sama dan loyalitas terhadap instansi terkait merupakan unsur yang tidak kalah penting. Selanjutnya, Sri Wachyuni mempresentasikan topik "Mengenal Potensi Diri". Potensi dapat digali dengan terlebih dahulu mengenali kelebihan dan kelemahan diri.
"Coba saja, luangkan waktu lima menit setiap hari untuk mencoba mengenal diri. Anda akan banyak menemukan hal-hal yang baru dalam diri Anda," terangnya. Ia melanjutkan, "Orang yang sama sekali tak mampu mengenal dirinya sendiri bisa dianalogikan dengan orang gila." Setelah mampu memahami diri, kita dituntut untuk mengelolanya dalam pengaplikasian hardskill.
Pembicara terakhir, Rivandra Royono memaparkan bayangan prospek kerja di dunia nyata. Menurut alumni Teknik Fisika ini, bisa saja nantinya kita tidak akan berkarir pada disiplin ilmu yang kita miliki. Untuk itu, kita harus memiliki poin plus, tidak hanya sekedar mendapat nilai A dalam ujian. Kemampuan softskill nantinya akan dominan berperan. Kemampuan ini bisa digali melalui keikutsertaan di organisasi-organisasi kampus.
"Rugi sekali jika Anda datang ke ITB hanya mengejar IP saja. Banyak hal yang harus didapat lebih dari itu," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, secara khusus Tim Monitoring Beasiswa ITB yang diwakili Ibnu Hafiz (Teknik Perminyakan) turut memaparkan hasil kajiannya mengenai kelayakan sasaran beasiswa, sejauh mana dampak beasiswa terhadap peningkatan prestasi dan evaluasi kinerja WRMA sendiri. Dari hasil kajian, hanya 7 persen yang dinyatakan tidak layak; sebanyak 54 persen menyatakan bahwa prestasi akademik naik setelah mendapat beasiswa.
"Coba saja, luangkan waktu lima menit setiap hari untuk mencoba mengenal diri. Anda akan banyak menemukan hal-hal yang baru dalam diri Anda," terangnya. Ia melanjutkan, "Orang yang sama sekali tak mampu mengenal dirinya sendiri bisa dianalogikan dengan orang gila." Setelah mampu memahami diri, kita dituntut untuk mengelolanya dalam pengaplikasian hardskill.
Pembicara terakhir, Rivandra Royono memaparkan bayangan prospek kerja di dunia nyata. Menurut alumni Teknik Fisika ini, bisa saja nantinya kita tidak akan berkarir pada disiplin ilmu yang kita miliki. Untuk itu, kita harus memiliki poin plus, tidak hanya sekedar mendapat nilai A dalam ujian. Kemampuan softskill nantinya akan dominan berperan. Kemampuan ini bisa digali melalui keikutsertaan di organisasi-organisasi kampus.
"Rugi sekali jika Anda datang ke ITB hanya mengejar IP saja. Banyak hal yang harus didapat lebih dari itu," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, secara khusus Tim Monitoring Beasiswa ITB yang diwakili Ibnu Hafiz (Teknik Perminyakan) turut memaparkan hasil kajiannya mengenai kelayakan sasaran beasiswa, sejauh mana dampak beasiswa terhadap peningkatan prestasi dan evaluasi kinerja WRMA sendiri. Dari hasil kajian, hanya 7 persen yang dinyatakan tidak layak; sebanyak 54 persen menyatakan bahwa prestasi akademik naik setelah mendapat beasiswa.