Tim Dago Atmosfera ITB Raih Juara 2 di Kompetisi Komurindo-Kombat 2019
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih prestasi pada Kompetisi Muatan Roket Indonesia dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Komurindo-Kombat) 2019 yang diselenggarakan di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, pada 23 – 26 Agustus 2019. Komurindo- Kombat adalah kompetisi tingkat perguruan tinggi berskala nasional yang diadakan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan berfokus pada objek rancang bangun muatan roket dan roket EDF (Electric Ducted Fan).
Pada kompetisi ini, terdapat 3 kategori lomba yang dapat diikuti oleh tiap perwakilan dari masing – masing universitas, yaitu kategori Muatan Roket, Wahana Sistem Kendali, dan Muatan Balon Atmosfer. Tiap kategori tersebut memiliki temanya masing – masing.
Untuk kategori Muatan Roket, tema yang diangkat ialah “Pemantauan Grafis Sikap Luncur Roket Uji Muatan dalam Visualisasi Odometri Tiga Dimensi berbasis IMU (IMU Base 3DOdometry Craphics Visualization) dan Pengambilan Foto dari Ketinggian”, kemudian kategori Wahana Sistem Kendali dengan tema “Perancangan Wahana dengan Propulsi EDF dan Sistem Kendali untuk Mencapai Sasaran secara Horizontal”, dan kategori Muatan Balon Atmosfer dengan tema “KOMBAT Rawinsonda for Tropopause Observation”.
Pada kompetisi ini, Tim Dago Atmosfera ITB berhasil meraih gelar Juara 2 pada kategori lomba Muatan Roket. Pada kategori lomba ini, para peserta diminta untuk merancang payload atau muatan roket yang digunakan untuk melakukan monitoring posisi dan sikap roket. Hasil monitoring roket ini kemudian ditampilkan melalui GUI (Graphical User Interface) yang telah dibuat oleh peserta. Selain itu, payload juga harus bisa mengambil gambar dari udara dan mengirimnya ke GUI yang telah dibuat.
Dalam eksekusinya di lapangan, muatan roket akan diluncurkan bersamaan dengan roket peluncur, kemudian dilakukan pelepasan muatan di mana muatan nantinya akan melayang untuk beberapa menit di udara dengan bantuan parasut yang telah terpasang. Pada saat inilah pengambilan dan transfer data berlangsung antara payload dan GUI.
Tim Dago Atmosfera ITB sendiri merupakan salah satu tim yang ada dalam Unit Robotika (URO ITB) yang dibentuk untuk fokus pada kompetisi Komurindo-Kombat. Di dalamnya, terdapat 3 sub-tim yang berfokus pada masing – masing kategori lomba, yaitu Graksa Ganesha untuk Lomba Muatan Roket, Garuda Ganesha untuk Wahana Sistem Kendali, dan Jayapala Ganesha untuk Muatan Balon Atmosfer. Tim ini terdiri atas berbagai jurusan, seperti Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Dirgantara, Teknik Industri, dan jurusan lainnya.
*Tim ITB pada Kompetisi Muatan Roket Indonesia dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Komurindo-Kombat) 2019. (Foto: Dok. Pribadi)
Persiapan untuk mengikuti lomba ini, Ketua Graksa Ganesha, Adiwena Putra, mengatakan bahwa terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi untuk bisa berpartisipasi dan meraih gelar juara pada lomba Komurindo-Kombat 2019. “Kami rela menghabiskan waktu liburan semester untuk mempersiapkan payload maupun GUI. Setelah masuk kuliah pun, kami harus pintar – pintar membagi waktu antara kesibukan akademis dan mempersiapkan lomba ini,” ujar Adiwena.
Selain itu, para anggota tim juga harus mempersiapkan banyak hal untuk memenuhi ketentuan lomba, yakni mempersiapkan aspek teknis dan non-teknis lomba. Dalam mempersiapkan aspek teknis lomba, Adiwena mengaku bahwa timnya banyak melakukan penelitian, khususnya pada bidang perancangan payload, GUI, dan antena. Ia juga mengatakan bahwa proses ini merupakan proses yang cukup melelahkan, mengingat banyaknya revisi yang harus dilakukan sebelum akhirnya produk payload selesai dibuat. Selain itu, dari segi non-teknis, tim Graksa Ganesha juga melakukan banyak kegiatan rutin yang menunjang persiapan untuk lomba.
“Dari segi non-teknis, kami rutin melakukan kumpul mingguan untuk melakukan evaluasi diri, sehingga kami jadi tahu masalah apa yang muncul dan bisa mendiskusikan solusinya bersama. Kami juga rutin melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing tim kami,” tutur Adiwena.
Selain pada tahap persiapan, tim Graksa Ganesha juga berhasil mengatasi beberapa tantangan yang ada di medan lomba. Adiwena mengatakan bahwa kebanyakan masalah yang terjadi di lapangan adalah masalah non-teknis.
“Dari segi non-teknis, itu ketika melakukan transport barang dari ITB ke tempat lomba, dimana perjalanan harus ditempuh kurang lebih selama 5 jam dan tempat lomba berada di daerah cukup terpencil. Selain itu, angin kencang yang berjalan selama lomba membuat proses tracking payload dengan antena jauh lebih sulit,” ucapnya.
Dari segi inovasi, tim Graksa melakukan perancangan tipe antenna yang berbeda dari biasanya. Selain itu, tim ini juga membuat GUI dan casing payload yang interaktif dan informatif. Ke depannya, tim Graksa Ganesha berharap dapat melakukan improvement dari karya yang telah dibuat tahun ini dan bisa menjadi juara di lomba yang akan datang.
“Kami sangat senang, karena akhirnya semua kerja keras dan pengorbanan yang dilakukan terbayar semua. Semoga di tahun berikutnya ITB dapat memperoleh juara, tidak hanya di cabang muatan roket saja, tetapi juga di semua cabang lomba Komurindo-Kombat,” pungkas Adiwena.
Reporter: Verdyllan Nurendra Agusta (Teknik Industri, 2016)