Tim ITB Bangun Pos Art Healing untuk Anak-Anak di Lombok
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
LOMBOK, itb.ac.id – Pasca gempa 7 SR Agustus lalu, Lombok terus berbenah. Infrastruktur Lombok kini tengah dibangun, sehingga masyarakat masih dalam status menanti dengan tinggal di hunian sementara. Selama masa penantian tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan tim dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB serta organisasi Pemuda Peduli berencana membangun pos Art Healing bagi anak-anak terdampak gempa Lombok, Sabtu, 22 Desember 2018.
Memanfaatkan lahan reruntuhan pasca gempa di dusun Batu Rakit, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Tim ITB membangun pos Art healing yang terdiri dari dua tenda dome dan satu dapur umum. Sebelum membangun pos, tim berkoordinasi dengan Lasana, kepala dusun Batu Rakit dan disambut hangat oleh beliau.
“Silakan pakai Beruga (bangunan sederhana menyerupai saung) di atas. Nanti kita salurkan listrik, anak-anak bisa datang kesini besok” sambut Pak Lasana.
Mengacu pada rencana kegiatan tim, dari 10 hari tim berkegiatan di Batu Rakit (21-31 Desember 2018), Art Healing akan dilaksanakan sejak Minggu, 23 Desember hingga penghujung tahun 2018.
Sejak gempa Agustus lalu, dusun Batu Rakit baru kedatangan dua kali kegiatan trauma healing dari organisasi sosial lain sebelum kedatangan tim ITB. Jumlah anak-anak yang cukup banyak di dusun ini juga menyebabkan pemulihan kondisi psikis anak pasca gempa menjadi fokus utama tim ITB di Lombok. Ditambah perhatian publik harus terbagi dengan bencana di bagian lain Indonesia, maka saat ini justru perlu ada pihak yang tetap memerhatikan kondisi korban 4 bulan pasca gempa terjadi.
“Justru di saat seperti inilah, kami fokus untuk turun disaat bantuan mulai surut,” jelas Ardhana Riswarie, S.Sn, M.A, Art therapist sekaligus staff pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB yang juga bergabung sebagai anggota tim ITB di Lombok.
Dalam sepuluh hari kedepan, Ardhana mengatakan tim akan fokus untuk setidaknya mengembalikan keceriaan anak-anak dengan menggambar, melukis, dan bermain, berbeda dengan trauma healing yang butuh waktu berbulan-bulan.
Pembuatan pos Art Healing mendapat antusiasme positif dari warga yang dibuktikan dengan banyaknya warga sekitar dan anak-anak yang menawarkan bantuan dalam pembuatan pos ini. Jika sesuai rencana, Art Healing hari pertama dimulai sejak Minggu, 23 Desember 2018.
*Laporan Reporter Kantor Berita ITB Nur Faiz Ramdhani dari Lombok