Tim ITB Bawa Pulang Medali Emas IGEM Boston

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

Bandung, itb.ac.id - Prestasi bertaraf internasional lagi-lagi diraih oleh mahasiswa ITB yang kali ini menunjukkan taringnya di ajang International Genetically Engineered Machine (IGEM) di Boston, Amerika Serikat. Tim ITB berhasil meraih medali emas atas penelitiannya di bidang biosintetik, yaitu meneliti proses rekayasa bakteri Escherichia Coli agar dapat menghasilkan protein untuk mendegradasi plastik PET. Plastik jenis PET adalah plastik yang banyak digunakan sebagai botol air minum kemasan. Empat orang perwakilan tim mendapatkan kesempatan untuk mengikuti jambore di Boston (30/10/14-03/11/14). Mereka adalah Joko Pebrianto Trinugroho (Magister Bioteknologi 2013), Tri Ekawati Heryanto (Magister Bioteknologi 2013), Kenia Permata Sukma (Mikrobiologi 2011), dan Christian Heryakusuma (Kimia 2012).

Prestasi ini adalah buah dari perjuangan tim sejak bulan Juli. Sebab, penilaian dalam perombaan ini terdiri atas tiga bagian, yaitu proses merancang ide, eksperimen, dan dokumentasi kegiatan melalui web. Ide yang dikemukakan oleh tim harus disebarluaskan kepada masyarakat luas, termasuk civitas academica ITB, stakeholders terkait, dan perusahaan-perusahaan. Selanjutnya, proses yang menentukan adalah presentasi dalam bentuk poster dan oral presentation saat jambore di Boston.

Jambore internasional ini diikuti oleh lebih dari 200 tim dari 31 negara. Kesempatan ini tentu menjadi pengalaman yang sangat berharga kepada keempat perwakilan tim karena dapat mengenal perkembangan biosintetik dari perwakilan berbagai negara yang hadir.

"Semua berkumpul dari semua benua. Dari sana, kami dapat melihat sudah seberapa jauh pengetahuan Indonesia dibandingkan dengan pencapaiaan negara-negara lain. Secara teori, kita tidak terlalu beda. Secara teknis, kita memang tertinggal cukup jauh," aku Joko.

Atmosfer ajang International Genetically Engineered Machine saat itu sangat kondusif bagi para peserta yang serius ingin mengembangkan biosintetik di negara-negara masing, termasuk Joko yang didaulat menjadi ketua Tim ITB. Biologi sintetik adalah rekayasa makhluk hidup seperti bakteri unuk melakukan sesuatu yang tidak biasanya tidak mereka lakukan. Menurut Joko, biosintetik dapat dikembangkan oleh berbagai peserta untuk menjadi sebuah solusi yang sangat aplikatif untuk berbagai permasalahan yang ada. Di Indonesia sendiri biosintetik belum berkembang karena ahli di bidang ini pun masih sangat terbatas. "Komunitas penggiat biosintetik masih kecil," ujarnya.

Untuk ke depannya, tim ITB berharap hasil penelitiannya ini dapat menghasilkan sebuah jurnal ilmiah yang dapat menjadi acuan. Joko dan tim berharap penelitian ini dapat menjadi aplikatif, diawali degan pembuatan prototype alat pendegradasi plastik yang telah mereka teliti.

Atas prestasi yang mereka raih, tim mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil.

"Terima kasih utuk pembimbing tim ITB Indonesia, pihak ITB sendiri, LK, SITH, FMIPA, dan semua sponsor yang sudah memberikan dukungan kepada kita. Dan kepada pihak-pihak civitas academica yang membantu men-share karya kami. Alhamdulillah, kami berhasil membawa pulang medali emas," tutup Joko.

 

Sumber: Dokumentasi Pribadi