Tim KUBCCI Raih Juara 3 dan Best Pitch Deck Team di IPMI Business Case Competition 2024
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Tim KUBCCI yang terdiri dari tiga mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2022, yaitu Fadisa Samuel Wara, Joylina Metta Riadi, dan Nisya Sarah Aliyah, berhasil meraih Juara 3 dan Best Pitch Deck Team pada IPMI Business Case Competition 2024 yang diselenggarakan oleh Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) International Business School, Sabtu (6/7/2024).
Tim KUBCCI pertama kali mengetahui kompetisi ini melalui broadcast grup unit bisnis yang ada di ITB, yaitu Techno Entrepreneur Club (TEC) ITB. Mereka memilih untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini mengingat jadwal yang tidak bentrok dengan Ujian Akhir Semester (UAS) dan reputasi penyelenggara sebagai institusi bisnis terkemuka.
Kompetisi ini terdiri dari beberapa tahapan. Pada tahap preliminary hingga semifinal, kompetisi dilaksanakan secara daring. Pada tahap ini, mereka menyusun proposal serta pitch deck strategi ekspansi internasional untuk Taman Bunga Nusantara.
Pada tahap final, kompetisi dilaksanakan secara luring di IPMI dengan studi kasus dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management. Mereka mempresentasikan pitch deck tentang strategi penerapan program kesejahteraan finansial pekerja serta upaya peningkatan kesadaran sebagai bentuk etika bisnis.
Awalnya, mereka cukup kesulitan untuk menentukan akar permasalahan dari studi kasus yang diberikan. Mereka kemudian berdiskusi dan meminta masukan dari seorang kakak tingkat Teknik Industri yang lebih berpengalaman, yaitu Kak Isaac. Hasil evaluasi yang diberikan diharapkan dapat mengidentifikasi akar permasalahan secara lebih mendalam, sehingga mereka dapat memfokuskan studi pada aspek tersebut dan merancang strategi yang tepat
“Once we realize what the real problem is, it's easier to start formulating the strategy,” ujar Joylina.
Menurut Joylina, fokus pada pengumpulan data yang relevan dan validasi solusi yang diusulkan menjadi kunci keberhasilan mereka. Mereka menghadapi tantangan terbesar dalam mencari waktu untuk mencari ide bersama karena kesibukan masing-masing anggota tim.
Dari kompetisi ini, pembelajaran utama yang mereka ambil adalah manajemen waktu, perencanaan kerja yang efektif, dan menghindari kebiasaan menunda pekerjaan.
Final kompetisi ini ini diikuti oleh enam tim yang berasal dari berbagai universitas lainnya lainnya, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Bina Nusantara (BINUS), dan tim dari Malaysia. Setiap tim diberi waktu untuk mengerjakan selama 6 hari, yaitu mulai dari tanggal 30 Juni hingga 5 Juli 2024.
Menurut Joylina, cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan adalah dengan banyak mencoba dan belajar dari kesalahan. Dirinya pun berpesan agar mahasiswa lainnya dapat lebih aktif mengikuti kompetisi dan selalu terbuka untuk menerima masukan dari mentor.
"Terakhir, pantang menyerah karena gak ada yang tahu pasti momentum kapan menang atau kalah," tambahnya.
Reporter: Indra Putra Lohanata (Aktuaria, 2021)