Mahasiswa ITB Raih Prestasi Runner Up di Ajang Internasional Ganesha Business Fest SBM ITB 2023
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id-Pada ajang Ganesha Business Fest (GBF) yang diselenggarakan oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung, tiga mahasiswa ITB meraih juara kedua serta nominasi Best Paper dalam lomba International Business Case Competition.
Ketiganya adalah Shane Annabella Nusa Pratiwi (13021130) dari Teknik Kimia, Alexander Jason (13521100), dan Angela Livia Arumsari (13521094) dari Teknik Informatika.
Bekerja sama dengan SeaBank sebagai case contributor, GBF mengambil tema “Cut Through the Uncertainty: Strengthening SMEs as Drivers of Nation Economic Recovery Through Integration”.
Lomba berskala internasional ini juga diikuti oleh peserta dari universitas-universitas luar negeri, seperti Taylor University Japan, Taylor University Doha, Singapore Management University, dan University of Groningen.
Pada wawancara dengan Shane, Livia, dan Jason pada Rabu (31/5/2023), mereka menjelaskan bahwa terdapat dua tahapan yang harus mereka lewati, yaitu tahap preliminary dan final. Pada tahap preliminary, seluruh peserta diminta mengumpulkan proposal yang menyatakan solusi yang akan mereka bawakan untuk permasalahan atau tantangan yang diberikan oleh SeaBank.
Tantangan yang diangkat dalam hal ini adalah peran bank digital dalam membantu UMKM di Indonesia dengan membuat fitur-fitur yang bagus sehingga UMKM tertarik untuk menggunakan SeaBank sebagai penunjang finansial usahanya. Shane dan teman-teman membawakan dua solusi yang menjawab dua masalah utama yaitu dengan pengembangan program lending dan financial management tools untuk mengakomodasi kebutuhan pemilik usaha, serta membuat strategi pengenalannya secara luas. Selanjutnya pada tahap final yang diadakan pada Sabtu (20/5/2023), tim yang lolos harus melakukan presentasi atau pitching kepada para juri sekaligus membawakan solusi mereka dalam debat yang diselenggarakan, semuanya dalam bahasa Inggris.
Saat ditanya mengenai hal-hal yang mereka pelajari dalam lomba ini, setiap orang di dalam tim yang dinamakan Blitzies menjawab dengan berbeda-beda. Bagi Shane ini adalah lomba offline pertamanya, sehingga sempat merasa inferior karena dapat melihat performa rival-rivalnya yang sangat baik, namun ia belajar untuk melakukan yang terbaik tanpa melihat kanan kiri dan fokus pada apa yang ingin diraih.
Sementara bagi Jason, lomba ini adalah momen untuknya belajar berbicara dengan lancar menggunakan bahasa Inggris, belajar dari mentor dan kakak tingkat, serta mengatur waktu di tengah-tengah UAS. Sedangkan bagi Livia, ini adalah lomba pertamanya selama kuliah.
“Dari lomba ini, aku telah mengambil keputusan yang tepat untuk have courage to step out of my comfort zone. Kalau aku nggak pernah nyoba dan maksa diri, nggak akan pernah tau bisa sejauh apa,” kata Livia saat ditanya mengenai perasaannya mengikuti lomba pertama kali, dan langsung meraih juara.
Mereka bertiga berpesan bagi mahasiswa yang akan ikut lomba skala internasional, untuk tidak takut mencoba dan setelah itu memberikan yang terbaik sekaligus berdoa agar mendapatkan hasil yang terbaik pula. “Ora et Labora,” tambah Jason, yang artinya ‘Bekerja dan Berdoa’.
“Paling penting adalah ketemu orang-orang yang tepat dan memiliki niat untuk maju bersama,” ujar Shane dengan yakin.
Reporter: Luisa Carmel (Teknik Kimia, 2021)