Tim Kuya Ganeslim ITB Sabet Juara di K2R 1.0

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi

BANDUNG, itb.ac.id - Kembali torehkan prestasi di kancah nasional, kali ini Tim Kuya Ganeslim dari Program Studi Teknik Sipil ITB berhasil meraih juara 1 dalam Kompetisi "Konstruksi Ramping Pertama" (K2R 1.0) yang digelar di Gedung Center for Infrastructure and Built Environment (CIBE) ITB, pada Sabtu-Minggu (01-02/10/16).

Kompetisi yang digelar oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan dalam Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi (FTSL KK-MRK) ini merupakan kompetisi bertajuk pengenalan akan konsep dan teknik konstruksi ramping pertama yang digelar di Indonesia. Konsep dan Teknik Konstruksi Ramping yang ingin dikenalkan pada peserta yakni the Last Planner System (LPS) yang meliputi Collaborative Pull Planning, MakeReady, Production Evaluation & Planning, dan Production Management. Kompetisi ini digelar dengan metode simulasi proyek menggunakan Lego. Selain itu, simulasi juga dilakukan dengan metode role playing yaitu dengan menggambarkan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.

Pada perlombaan ini, Tim ITB yang bernama "Kuya Ganeslim" ini terdiri dari 3 mahasiswa S-2 serta 4 mahasiswa S-1 dengan dosen pembimbing Dr. Rani Gayatri K. Pradoto, S.T., M.Sc. Mahasiswa S-2 yang berpartisipasi dalam tim ini meliputi Muhammad Sapto Nugroho, Catherine Delfiani, dan Almerinda Regina Puspa Sari Damanik. Sedangkan mahasiswa S-1 terdiri dari Monica, Wilia Kurnia, Siti Raudhatul Fadila dan Robert Susanto (Teknik Sipil 2013). Kompetisi yang diikuti oleh 7 tim dari berbagai universitas di Indonesia ini minimal terdiri dari 1 orang mahasiswa pascasarjana yang berperan sebagai kontraktor/sub-kontraktor, dan 4 orang mahasiswa sarjana yang berperan sebagai sub-kontraktor.

Kerja Keras yang Berbuah Manis

Kompetisi K2R 1.0 yang digelar selama 2 hari ini terbagi menjadi dua sesi, yakni seksi simulasi konstruksi ramping, serta sesi presentasi hasil simulasi. Selama kompetisi berlangsung, poin penilaian yang diterapkan yakni produktivitas, eror, pemborosan, serta pinalti yang diberikan. Tim Kuya Ganeslim pun tentunya berusaha mendapatkan poin setinggi-tingginya lewat eksekusi konstruksi yang dapat meminimalkan waste seperti idle time dan material yang digunakan, serta memaksimalkan value dari konstruksi tersebut.

Ditemui setelah kompetisi berakhir, salah satu anggota dari tim Kuya Ganeslim, Sapto, mengaku tidak menyangka bahwa timnya akan keluar sebagai juara. "Kami berharap, implementasi teknik konstruksi ramping ini dapat terus disosialisaikan sebagai metode baru dalam pekerjaan konstruksi. Selain itu, semoga mahasiswa Teknik Sipil ITB dapat menjadi pionir konstruksi ramping untuk proyek konstruksi di Indonesia kedepannya," ungkap Sapto dan Dilla sambil menutup sesi wawancara.