ITB Sabet Gelar Juara Nasional Ajang LKTI Universitas Hasanuddin

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor Teguh Yassi Akasyah

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali meraih prestasi membanggakan. Melalui tim Kuya Navinata dan tim Ganesha Bahari dari Program Studi Teknik Sipil dan Program Studi Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, gelar juara satu dan harapan satu berhasil direbut ITB dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional antar mahasiswa yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Ajang yang berajuk "Dedikasi 2015" tersebut membawa tema khusus dengan semboyan "Good Civil For Great Nation" yang diselenggarakan pada Senin-Kamis (26-29/10/15) di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tim Kuya Navinata yang beranggotakan Denissa Sari Darmawi Purba (Teknik Sipil 2012), Mario Hartono (Teknik Sipil 2012) dan Tharina Nursalika Adhyati (Teknik Sipil 2012) mengangkat karya dengan judul "Proses Reklamasi Pantai Pulau Lotus yang Sustainable dengan Pemanfaatan Material Timbunan Lumpur Lapindo". Sedangkan tim Ganesha Bahari dengan anggota Muh. Abdhy Gazali HS (Teknik Sipil 2012), Munawir Bintang (Teknik Kelautan 2012) dan Ahmad Zulfadilah (Teknik Kelautan 2012) membawa karya dengan judul "Smart Design Waterfront City  pada Pembangunan Center Point of Indonesia di Makassar". Adapun tema khusus dari LKTI yang diselenggarakan tersebut adalah "Pengembangan Reklamasi Pantai yang Efektif,Inovatif, dan Ramah Lingkungan".

Tim Kuya Navinata: Timbunan Lumpur Lapindo sebagai Inovasi Reklamasi Pantai

Konsep yang dibawa Tim Kuya Navinata adalah membangun dan mengembangkan reklamasi pantai yang efektif, inovatif, ramah lingkungan serta dapat diimplementasikan di Indonesia. Pulau reklamasi pantai yang dirancang bernama Lotus Island yang akan dibangun di daerah Pantai Kenjeran, Surabaya. Pada pulau reklamasi ini dibagi manjadi 4 zona, yaitu Zona Parawisata, Zona Residensial, Zona Pelabuhan dan Zona Kampung Nelayan.

Zona Parawisata menjadi Main Attraction agar banyak masyarakat Indonesia maupun luar negeri berkunjung ke Lotus Island untuk menikmati pariwisata seperti tempat wisata maupun taman hiburan sehingga dapat memajukan perekonomian dan pariwisata Indonesia. Pada Zona Residensial merupakan zona pemukiman penduduk yang menjawab tujuan utama dari reklamasi pantai yang dapat menyediakan lahan lebih untuk kebutuhan masyarat untuk tinggal. Pada Pada Zona Pelabuhan menjadi garda terdepan sehingga menjadi trade area dan trigger penting yang dapat memajukan transportasi laut Indonesia. Dan Zona Kampung Nelayan juga khusus dibangun bagi para nelayan. "Disini Tim Kuya Navinata menekankan bahwa reklamasi pantai yang biasanya menimbulkan konflik pro dan kontra antara masyarakat dan pemerintah, dengan adanya Lotus Island ini mendukung masyarakat lokal untuk tinggal dan berkembang di dalam kawasan reklamasi pantai tersebut," tambah Mario mewakili tim Kuya Navinata.

Istimewanya, tim Kuya Navinata membuat terobosan baru dengan menggunakan material timbunan lumpur Lapindo sebagai bahan dasar material timbunan untuk reklamasi pantai. Dimana dilakukan pengujian dari literatur dan parameter kimia dan fisik lumpur lapindo masih dibawah batas Baku Mutu Air Limbah AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Sehingga lumpur lapindo aman dan cocok digunakan sebagai material dasar timbunan reklamasi pantai. "Berbeda halnya reklamasi pantai yang menggunakan material timbunan pasir dari gunung, Lumpur Lapindo yang awalnya tidak berguna sama sekali dapat dijadikan bahan reklamasi Lotus Island yang ramah lingkungan," jawab Mario ketika ditanya tentang inovasi dari lumpur Lapindo tersebut.

Hal yang menjadi rujukan tersendiri sebagai dasar inovasi karya oleh tim Kuya Navinata adalah kehidupan masyarakat umum dan pemanfaatan material yang tidak berguna, dalam hal ini adalah timbunan lumpur Lapindo. Dari hasil lomba ini, tim Kuya Navinata mendapatlan kesempatan dan kebanggan tersendiri dimana inovasi dari para peserta lomba ini akan digunakan Kemen PU untuk membantu pemerintah Indonesia membangun Center Point of Indonesia di Makassar maupun proyek reklamasi pantai di Indonesia. "Tim kami mengedepankan masyarakat lokal, khususnya nelayan, agar masyarakat lokal dapat terus berkembang seiring berkembangnya negara Indonesia," tegas Denissa mewakili tim Kuya Navinata.

Semangat dan Kompak: Kunci Sukses Ala Tim Kuya Navinata

Setelah meraih prestasi, tim Kuya Navinata tentu tidak akan merasa puas. Tharina sebagai salah satu anggota tim mengaku bahwa LKTI yang diikuti merupakan sebuah batu loncatan yang tentu saja masih banyak batu loncatan lainnya yang lebih istimewa dan harus dikejar oleh anggota tim Kuya Navinata. "Kami tidak berhenti di sini, prestasi ini merupakan sebuah penyemangat baru bagi kami untuk terus berkarya," tegas Tharina.

Dalam singkat kata, tim Kuya Navinata sangatlah menjunjung kekompakan antar anggota tim. Ide dan gagasan yang disodorkan dalam LKTI tersebut menjadi bukti dari hasil kerja keras mereka. "Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti berusaha takkan menjadi seorang pemenang. Selama kita masih punya tekad yang terpelihara dalam semangat, maka tiada kata terlambat untuk memulai sebuah awal yang baru," tutur Mario ketika diminta untuk memberi motivasi kepada civitas academica ITB.

 

Dokumentasi: Tharina Nursalika Adhyati (Teknik Sipil 2012).