Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi di ICARES 2024, Buktikan Riset Dimples Efektif Kurangi Bahan Bakar
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Brenda Sintia (Teknik Dirgantara 2022), Nadia Pradipa Dianti (Teknik Dirgantara 2023), Muhamad Rafli Parindang (Teknik Mesin 2023) dan Muhammad Brilian Akbar (Teknik Mesin 2023), meraih best presenter pada International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES) 2024.
Agenda ini dilaksanakan pada Jumat (8/11/2024) di Auditorium Lt.7 FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Zoom Meeting. ICARES merupakan wadah bagi akademisi untuk mempublikasikan hasil penemuan dan penelitian dalam bidang Aerospace-Satelit ke dalam sebuah paper penelitian.
Terinspirasi dari dimples pada bola golf, Tim ITB mencoba mengiterasi bentuk dimples yang paling optimal untuk menurunkan gaya hambat pada sayap pesawat.
Pada sayap pesawat, terdapat sejenis drag bernama pressure drag yang disebabkan oleh pelepasan boundary layer pada permukaan sayap. Secara teori, vortex generators membentuk pusaran-pusaran kecil (vortex) yang menghasilkan energi kinetik turbulen sehingga boundary layer masih dapat menempel pada permukaan dan mengurangi drag.
“Hasil penelitian kami menunjukkan adanya pengurangan drag sebanyak 4.461%, yang dinilai sangat besar apabila diaplikasikan pada sayap pesawat komersial. Pengurangan drag ini tentunya akan mengurangi penggunaan bahan bakar sehingga lebih bermanfaat dalam aspek lingkungan dan ekonomi,” ujar Brilian.
Ketertarikan untuk mengikuti konferensi ini berawal dari keseharian Brenda yang memang sedang banyak membaca jurnal. Kemudian, muncul keinginan untuk memulai riset dan mempublikasi jurnal. Tahap persiapan diawali dengan penentuan topik di bulan Juni dengan melalukan studi literatur mengenai dimples. Berada di unit Aksantara, tidak sulit untuk Brenda menemukan rekan yang bisa diajak untuk mengerjakan riset ini. Setelah dinyatakan lolos pada tanggal 7 Oktober, tim mulai mempersiapkan presentasi dan keberangkatan menuju Yogyakarta.
Menurut tim, strategi menyusun riset yang baik yaitu dengan memastikan keteraturan struktur dan alur kerja.
“Riset adalah kegiatan yang tidak hanya melibatkan keterampilan teknis, namun juga kemampuan untuk mengatur keberjalanan itu semua. Kami membuat alur kerja yang baik, menyiapkan timeline yang berisi setiap fase pengujian, kerangka karangan untuk paper, draft untuk direvisi dan disunting, dan sebagainya,” ujar Rafli.
Lebih lanjut, mereka menekankan bahwa komitmen dari setiap anggota sangat dibutuhkan untuk menjamin terselesaikannya penelitian yang sedang dilakukan. Di tengah kesibukan masing-masing anggota, kedisiplinan waktu membuat tim berhasil melewati tahap demi tahap sehingga keluar sebagai the best presenter.
Terakhir, Tim ITB berpesan kepada teman-teman untuk Jangan takut berkarya dan selalu konsisten untuk mencoba.
“Stick with your idea and trust yourself, biarpun ada pihak yang menganggap bahwa ide kalian tidak masuk akal, tetap teguh and prove them wrong. Di saat kalian percaya pada diri sendiri, di situlah kalian sudah menang,” kata Nadia.
“Terakhir, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Yohanes Bimo Dwianto sebagai dosen pembimbing, Kak Angka Bayu Putranto yang sudah membantu keberjalanan riset ini, serta teman-teman, Aniket, Nopal, FK, Dzakwaan, dan Kak Tiyan yang sudah menemani di Yogyakarta, dan yang paling penting, Aksantara yang sudah mewadahi kami untuk berkarya,” pungkas Brenda.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)