Tim Mahasiswa Teknik Kimia ITB Juara 3 Kompetisi Scientific Paper Competition I-Challenge 2023 Tingkat Nasional

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Tiga mahasiswa Teknik Kimia ITB menjadi juara 3 Scientific Paper Competition I-Challenge 2023 tingkat nasional yang diselenggarakan Universitas Brawijaya pada September 2023. Tema yang diangkat yakni “Optimizing the Role of Youth Generation for Energy Transition and Creating Solution of Climate Change with Low Calamity Risk to Support the G20 Programme”.

Berdasarkan besarnya potensi biomassa di Indonesia, seperti kotoran sapi dan EFB kelawa sawit, Rayhan Kemal Yaasir (13020040) sebagai ketua tim, Risa Eridani Br Pardede (13020027), dan Irfan Muhamad Fauzi (13020082), membawakan studi komparatif perbandingan potensi kotoran sapi dan EFB (Empty Fruit Bunch) sebagai alternatif bahan baku pembuatan gas sintesis pengganti gas alam. Dua bahan tersebut diproses menjadi biogas dengan cara digestion. Biogas lalu menjadi gas sintesis melalui proses steam reforming atau carbon reforming.

Selain itu, demi melihat perbandingan efisiensi dan konversi kotoran sapi dan EFB, metode penelitian yang dilakukan menggunakan simulasi Aspen HYSIS. Adapun, proses digestion dan reforming pun dibandingkan untuk melihat efisiensi dari segi ekonomi.

Hasil penelitian menunjukkan jenis TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) memiliki potensi yang sangat baik sebagai sumber biogas dengan hasil rendemen metana EFB yang lebih tinggi (404 L/kg) daripada kotoran sapi (350 L/kg). Meski demikian, TKKS memerlukan upaya lebih dalam proses pre-teatment sehingga memerlukan biaya yang lebih besar.

Sementara itu, dalam proses konversi metana dari biogas, konversi metana TKKS dinilai lebih tinggi. Kandungan CO2 yang dihasilkan mencapai 15,4 persen dibandingkan dengan biogas kotoran sapi yang hanya 2,56 persen.

Rayhan mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi timnya adalah dalam menentukan solusi sesuai dengan tema lomba. “Banyak solusi lain juga yang sebenarnya menarik untuk dikembangkan, tapi kami memilih ini karena sesuai dengan kriteria yang kami buat, kriteria terbesarnya adalah sustainability (energy transition),” ujarnya saat wawancara, Senin (25/09/2023).

Saat mengikuti lomba ini, terdapat beberapa kendala lain yang dihadapi. Mulai dari komunikasi yang terbatas karena anggota dalam masa Kerja Praktik yang berbeda tempat hingga masalah teknis saat presentasi di final. Meski begitu, ketiganya membuktikan ide yang dituangkan mendapatkan apresiasi dari para juri.

Mereka berharap ide ini dapat diaplikasikan di ranah industri mengingat transisi energi ke arah keberlanjutan semakin gencar dilakukan. Dengan demikian, pemanfaatan biomassa di Indonesia bisa makin optimal.

Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh