Tim Mahasiswa Teknik Tenaga Listrik ITB Juara 2 AGENSI 2023, Bawakan Ide Pembangkit Listrik Berbasis Co-firing: Pemanfaatan Biogas dari Kotoran Sapi
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Tim Mahasiwa Teknik Tenaga Listrik Institut Teknologi Bandung (ITB), NIUTech, mendapatkan Juara 2 Lomba AGENSI 2023 yang diadakan oleh Astra Indonesia dan SRE Indonesia dengan tema “Growing in Unity and Sustainability through Green Energy Utilization”.
Tim NIUTech beranggotakan Hebert Arthur Sigiro (18020010), Agustinus Yudhistira W. S. (18020005), Handrata Roy Josia (18020006), dan Muhammad Dzaki Akbar (18020004).
Pada lomba ini, sebanyak 120 kelompok yang terdiri atas 305 mahasiswa bersaing untuk memberikan ide terbaiknya. Final presentasi lomba diadakan secara daring pada Sabtu (28/10/2023), dan awarding pada Senin (30/10/2023) di Universitas Gadjah Mada.
Pada wawancara Jumat (3/11/2023), mereka memaparkan ide yang dilombakan yaitu “Co-firing Based Power Generation Technology: Utilization of Biogas from Cow Manure in Timor Tengah Selatan”. Ide tersebut merupakan desain pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan sumber daya biogas di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah bioma tropical savanna NTT cocok untuk pakan sapi sehingga menghasilkan kualitas sapi yang sehat, gemuk, dan memiliki kotoran dengan kualitas yang bagus. Kotoran sapi tersebut dapat dimanfaatkan, salah satunya diubah menjadi biogas yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Tim ini semangat dalam mengikuti lomba. Hal itu ditunjukkan dengan keseriusan merumuskan ide dari berbagai sudut pandang yang ada dan memanfaatkan waktu dengan optimal. “Aku lebih semangat lomba karena ternyata tingkat 4 itu masih banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk lomba,” ujar Handrata Roy Josia.
Dari pengalaman mereka, banyak yang mengikuti lomba terkait energi memiliki ide berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Mereka ingin memberikan inovasi yang berbeda dari yang lain namun tetap memungkinkan untuk dilakukan.
Cakupan lomba ini begitu kompleks, namun harus dikemas hanya dalam 10 halaman salindia. Di dalam salindia tersebut mencakup latar belakang dan masalah, solusi dan teknologinya, analisis awal seperti lokasi dari Google Maps, rencana dan skema implementasi, project timeline, bisnis model, strategi komersialisasi, analisis ekonomi, dan project impact baik terhadap lingkungan, efisiensi, maupun job creation.
Lomba ini memupuk kekompakan, kebersamaan, dan sinergi tim. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain sehingga tahu kemampuan serta kekurangan masing-masing. Hal itu membuat pengerjaan relatif cepat.
Dalam hal pengetahuan, mereka belajar hal-hal baru terutama biogas sebagai bahan bakar pembangkit listrik hingga mendengarkan ide kreatif yang tidak terbatas hanya pada teknik tenaga listrik. Hal itu karena lomba ini diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia dari berbagai latar belakang jurusan. Banyak dari peserta yang berasal dari jurusan Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, dan juga Teknik Informatika. Menariknya, mereka juga bertemu mahasiswa ITB lainnya di 3 besar.
Melalui lomba ini, mereka juga belajar manajemen waktu, cara bekerja sama dengan baik, mendefinisikan tugas dan membaginya, percaya pada tim bahwa mereka akan melakukan yang terbaik, saling melengkapi satu sama lainnya, serta pentingnya memiliki pemimpin yang baik dan mengayomi.
Reporter: Gishelawati (Astronomi, 2019)
Editor: M. Naufal Hafizh