Tim MORNING STAR CONSULTING ITB Boyong Juara pada KMBK Puspresnas
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Tiga mahasiswa ITB berhasil menjuarai Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan (KMBK) Puspresnas 2021. Ajang ini diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional dan rutin diadakan setiap tahunnya.
Tergabung dalam sebuah tim yang bernama MORNING STAR CONSULTING, ketiga mahasiswa tersebut adalah Tanika Octavenia Sallao (program studi Kewirausahaan) serta dua mahasiswa Manajemen, yaitu Muhammad Ahnaf Abid dan Rahadyan Pramudito Kumarasakti. “MORNING STAR sendiri merupakan gambaran dari matahari terbit dan CONSULTING sebagai harapan kami agar kelak setelah merampungkan studi dapat meniti karier sebagai konsultan,” kata Abid yang merupakan ketua tim ini.
Dito menyebut seleksi dimulai dari lingkup Sekolah Bisnis dan Manajemen untuk menentukan perwakilan dari ITB. Kompetisi tersebut sudah bergulir sejak 19 April 2021 dan berakhir pada 16 September 2021 lalu yang terdiri dari tiga tahapan. Pada babak penyisihan mereka diharuskan membuat model organisasi untuk lembaga sesuai kasus analisis bidang manajemen modal insani yang diberikan dan video presentasi.
“Dari sekitar 1.500 mahasiswa yang tergabung dalam 450 tim, kemudian dipilih 10 tim terbaik untuk mengerjakan case dan mempresentasikannya di depan dewan juri pada tahap semifinal. Sementara di partai puncak, hanya 5 tim terbaik yang terpilih untuk mengerjakan case lanjutan, presentasi, dan tanya jawab dengan para juri,” papar Dito.
Kasus yang diberikan berbasis dari kejadian nyata mengenai dua dosen Universitas Indonesia (UI) yang telah berhasil mendapatkan pendanaan dan sedang memikirkan cara untuk membuat suatu organisasi yang bisa memudahkan proses komersialisasi teknologi alat kesehatan inovator kampus. Pusat Inovasi Alat Kesehatan (PIAK UI) menjadi gagasan cemerlang mereka.
“Sejak babak penyisihan sampai final sebenarnya kami masih berkutat dengan case yang sama tetapi berkelanjutan. Di tiap tahapan akan semakin mendalam sehingga desain organisasi yang diajukan dapat menjawab hal-hal teknisnya,” tambah Octa.
Mereka berhasil mengajukan saran yang aplikatif dan berlandaskan teori performance management. “Di babak final, presentasi kami disebut tepat sasaran dan pemahaman materi dari setiap individu bagus sehingga dapat melibas semua pertanyaan dewan juri dengan baik,” beber Dito ketika diwawancara.
Octa juga menjelaskan solusi desain organisasi yang mereka tawarkan mengutamakan kemampuan yang ada sehingga sangat mudah diterapkan dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Kunci kemenangan lainnya adalah mereka tetap mempertahankan konsistensi dari babak penyisihan hingga final sehingga alurnya mudah dipahami oleh para juri.
Ini bukan kali pertama mereka tergabung dalam satu tim dan mengikuti perlombaan semacam itu. Tetapi, topik spesifik modal insani adalah hal yang baru bagi mereka. “Kami melakukan banyak persiapan dengan membaca kembali materi-materi mata kuliah yang membahas human capital,” ujar Dito.
Padatnya kesibukan satu sama lain sempat menjadi salah satu kendala. Selain disibukkan dengan kegiatan akademik, mereka juga terbilang aktif di berbagai organisasi. “Dengan padatnya agenda kami, tak jarang harus mengerjakan bersama di waktu menjelang subuh. Di saat-saat seperti itu, kurang fokus menjadi masalah utama,” cerita Octa.
Di akhir wawancara, Dito menekankan pentingnya mengambil referensi dan informasi seluas mungkin, jangan hanya terpaku di kampus. Pengalaman, baik pelatihan atau magang di luar kampus akan membentuk pola pikir yang baik. “Selain itu, kita harus selalu belajar dari kesalahan dan terus melakukan evaluasi, baik menang ataupun kalah saat berkompetisi,” tambah Abid.
Kolaborasi antara kesungguhan dan matangnya persiapan akhirnya mampu mengantarkan mereka meraih kemenangan. Ke depannya, Tim MORNING STAR CONSULTING ingin terus mengukir prestasi dalam kompetisi sejenis ini.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)