Tim Riset Lightweight Structures FTMD Kembangkan Software Crash Box
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
BANDUNG, itb.ac.id – Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), ITB menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi dan riset terkait teknologi mutakhir, salah satunya di bidang material otomotif. Bekerjasama dengan , perusahaan baja terkemuka asal Jepang, Program Studi Teknik Material dan FTMD ITB menggelar acara joint seminar pada Kamis (16/03/17) di Ruang Seminar Labtek II Gedung FTMD. Seminar bertajuk “Advanced Technology Related to Automotive Steel Sheets” ini didukung oleh Japan Embassy di Indonesia. Menurut Dr. Eng. Asep Ridwan ST., M.Sc, acara yang rutin digelar tiga tahun berturut-turut ini dilatarbelakangi oleh tuntutan industri otomotif yang menghendaki kemudahan bentuk dan kekuatan material kendaraan. Sekitar 70 peserta hadir dalam seminar yang berlangsung dengan pemaparan 7 ahli baja dari dan ITB mengenai perkembangan material baja terbaru dalam bidang otomotif.
Seminar berlangsung dalam 3 sesi pemaparan. Crash-worthiness atau kemampuan material untuk memberikan keamanan pada pengguna kendaraan bila terjadi kecelakaan menjadi topik yang dibahas pada sesi kedua. Prof. Dr. Tatacipta Dirgantara (Teknik Aeronotika dan Astronotika ITB) dengan topiknya yang bertajuk “Development of Crash Box: Energy Absorber Component of Vehicles” menjelaskan secara sistematis output dari penelitian beliau bersama 5 staf profesor dan doktor yang tergabung dalam tim Lightweight Structures Research Group of FTMD secara gamblang yakni berupa Crash Box Designer software. Software ini telah dilengkapi data theoritical, numeric, dan experiment untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya dalam mengubah bentuk design crash box. Selain itu, user hanya memasukkan data/tipe mobil yang diinginkan.
“Software ini telah divalidasi dan dikolaborasikan dengan extensive modelling data. Dalam eksperimen kami juga membandingkan daya serap energi pada crash box tipe single wall, double wall, foam filled, dan top hat,” jelas Tatacipta.
Seminar ditutup dengan pemaparan riset mengenai korosi atmosferik di berbagai tempat di Indonesia oleh Mr. Dedy Asdiawan (PT JFE Steel Galvanizing Indonesia). Pertukaran informasi, teknologi, dan budaya akademisi antara pihak praktisi industri internasional dengan institusi pendidikan seperti ITB tentunya sangat diharapkan. Kedepannya, ITB diharapkan dapat terus bekerjasama dengan JFE Steel dalam riset pengembangan bidang material.
ITB Journalist Apprentice 2017
Muh. Hanafi. K.
Muh. Khasan. A.