Tim Wrapmaster ITB di Ajang PKM 2024: Kembangkan Alat Pengemasan Bubble Wrap Otomatis untuk Jawab Permasalahan Mitra

Oleh Bintang Prasetya Fernandika - Teknik Metalurgi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh


Bimbingan Tim Wrapmaster bersama dosen pembimbing dalam merancang desain alat. (Dok. Tim Wrapmaster)

BANDUNG, itb.ac.id - Tim Wrapmaster ITB menjadi salah satu tim yang mewakili kampus dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) 2024 setelah diumumkan lolos pendanaan proposal pada Jumat (19/4/2024).

PKM merupakan sebuah program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen-Dikristek) untuk mendorong kemampuan mahasiswa berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam menyelesaikan masalah industri, pemerintah, dan masyarakat.

Tim yang beranggotakan Nicko Andreas, Muhammad Farhan, Goldwin Sonick Wijaya Thaha, Muhammad Farel Asshiddiqy, dan Juan Aaron Norata ini menginovasi sebuah alat pengemasan bubble wrap otomatis bermitra dengan Megatron Electric, sebuah toko alat elektronik di Jakarta Pusat. Tim ini berada di bawah bimbingan Dr.Eng. Sandro Mihradi, Dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.

Ketua Tim Wrapmaster, Nicko, menceritakan awal mula mereka mengenal PKM dari kakak tingkatnya hingga akhirnya membentuk tim. Ide alat ini berawal dari cerita Juan tentang banyak dibutuhkannya alat packaging otomatis untuk bisnis e-commerce karena setiap membeli barang online tak akan lepas dari proses packaging. Dari sana, Tim Wrapmaster mencoba menjawab tantangan ini dengan mendesain alat yang sesuai dan mencari mitra yang relevan.

Untuk dapat memahami masalah yang dialami mitra dan merumuskan solusi yang sesuai, Tim Wrapmaster melakukan kunjungan langsung kepada mitra. Didapati beberapa permasalahan mitra dalam hal packaging seperti sulitnya mempertahankan konsistensi packaging akibat banyaknya paket per hari, diperlukannya banyak tenaga kerja, lamanya waktu yang diperlukan untuk packaging manual serta menurunnya tingkat kesehatan pekerja akibat melakukan packaging dalam waktu lama.

Selain itu, Tim Wrapmaster melakukan survei ke lapangan untuk memperoleh distribusi ukuran paket, ukuran ruang yang tersedia, waktu pengemasan, data penjualan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memastikan alat mereka dapat diimplementasikan dengan baik.

Beberapa tantangan dihadapi selama pengerjaan proyek seperti revisi desain alat setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Nicko juga menuturkan bahwa alat serupa saat ini sebenarnya sudah ada namun masih dalam skala yang terlalu besar dan mahal sehingga belum dapat diimplementasikan pada usaha berskala lebih kecil. Hadirnya inovasi Tim Wrapmaster dengan mengembangkan alat yang komponennya mudah didapat serta maintenance mudah dilakukan diharapkan dapat membawa alat ini ke skala usaha yang lebih kecil agar kebermanfaatannya menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Nicko berharap dalam waktu dekat alat mereka dapat diimplementasikan oleh mitra bahkan sustainable. “Kalau misalnya kita tinggalkan barangnya ke mitra tanpa kita intervensi, mitra tetap bisa menggunakan alatnya dalam beberapa tahun ke depan,” katanya.

Reporter: Bintang Prasetya Fernandika (Teknik Metalurgi, 2022)