Optimalkan Lahan Pascatambang, Mahasiswa ITB Juara 3 Nasional Isometric Mining Case Competition

Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Dok: Tim K3

BANDUNG, itb.ac.id – Tiga mahasiswa Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam tim K3 meraih juara 3 dalam kompetisi mining case berskala nasional ITS Sustainable of Mining Engineering Enrichment (Isometric) 2024. Kegiatan ini diselenggarakan ITS Material Advantage Chapter (IMAC).

Isometric Mining Case Competition 2024 bertema "Financial Risks in Industrial Areas as Post-Mining Land Use in Indonesia". Terdapat dua kompetisi utama, yaitu mining case competition dan essay competition.

Tim K3 beranggotakan Raihan Karim Amrullah, Hans Indra Setiawan Sinaga, dan Muhammad Haramain Khan Sukmawinata. Mereka mengusulkan solusi yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial, yakni “Optimalisasi Lahan Pascatambang: Tantangan dan Solusi untuk Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan di Indonesia”. Pendekatan ini memastikan lahan pascatambang dapat digunakan secara optimal dan berkelanjutan. Tim K3 mengusulkan 3 solusi utama, yaitu SOLAR, CARE, dan AQUA.

“SOLAR (Sustainable Operation for Land and Resources) merupakan solusi yang memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan energi listrik dengan mengubah lahan pascatambang menjadi solar farm. Panel surya dipasang untuk mengonversi sinar matahari menjadi listrik, memberikan sumber energi bersih dan berkelanjutan,” ujar Karim. Karim menjelaskan bahwa solusi ini mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan memanfaatkan lahan pascatambang secara produktif.

Adapun CARE (Community Agroforestry Resilience Empowerment), merupakan program yang memadukan kegiatan pertanian dan kehutanan di lahan pascatambang dengan melibatkan masyarakat lokal.

“Tanaman obat, buah-buahan eksotis, dan kayu berkualitas tinggi ditanam untuk memulihkan ekosistem dan meningkatkan kesuburan tanah. solusi ini membuka peluang ekspor komoditas tanaman dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Karim.

Sementara itu, AQUA (Aquaculture Utilization and Advancement) mengubah air tercemar di lubang bekas tambang menjadi sumber daya yang bermanfaat melalui sistem aquaponik.

“Air diolah menggunakan fitoremediasi dan biofilter, sementara sistem aquaponik menggabungkan budidaya ikan dan pertanian tanaman,” kata Karim.

Melalui solusi ini akan tercipta sumber pangan berkelanjutan, lapangan kerja, dan ekonomi lokal dengan tingkat pencemaran yang juga berkurang.

Tim K3 berharap solusi-solusi yang diberikan dapat menjadi referensi untuk memajukan dunia pertambangan. “Semoga mahasiswa ITB bisa memanfaatkan banyak kesempatan untuk lomba supaya dapat insight dari luar,” ujar Khan.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)