Tingkatkan Wawasan Transisi Energi, HIMATEK ITB Gelar IChEC 2024
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id — Kegiatan Indonesia Chemical Engineering Chalenge (IChEC) kembali diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) ITB, Sabtu dan Minggu (18-19/2/2024). Kegiatan ini merupakan acara rutin yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1996.
Rangkaian kegiatan IChEC terdiri atas empat lomba, yaitu lomba esai, business case, rancang pabrik, dan problem solving, dua pre-event, serta puncaknya pada grand seminar serta awarding night.
Dengan mengangkat tema “Enhancing Energy Transition to Obtain Net Zero Emission Towards Green Economy", IChEC 2024 membawa topik pemanfaatan energi hidrogen dan limbah industri sebagai sumber energi baru dan terbarukan.
Grand seminar diadakan dalam dua sesi sesuai kedua topik yang dibahas, masing-masing dengan dua orang pembicara dari akademisi dan perwakilan industri.
Seminar yang dimoderatori oleh Dr. Carolus Borromeus Rasendra, S.T., M.T. diawali dengan sesi keynote speaker oleh Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc., Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Beliau mengingatkan kembali akan target Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 yang dapat tercapai dengan dukungan dari instansi pendidikan dan para pelaku industri.
Beliau juga memaparkan mengenai beberapa hal yang menjadi fokus pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, yaitu promosi penggunaan kendaraan listik dan fasilitasinya, teknologi carbon capture and storage, serta peningkatan efisiensi energi di seluruh sektor industri.
Sesi pertama mengangkat fokus mengenai perkembangan energi hidrogen di Indonesia. Sesi ini diisi oleh dua pembicara, yaitu Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, profesor proses elektrokimia di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Maulana Himawan, Large Industries Business Line Director di PT Air Liquide Indonesia.
Dalam pemateriannya, Profesor Eniya menjelaskan secara menyeluruh cara pembuatan, transportasi, manfaat, dan tantangan energi hidrogen, serta perkembangannya di Indonesia.
Beliau menekankan mengenai harga gas hidrogen di Indonesia yang sudah dapat bersaing di pasar global, yaitu sekitar 5 dolar Amerika per kilogram.
Sementara itu, Maulana memberikan gambaran mengenai kegunaan gas hidrogen di industri saat ini dan aplikasinya di masa depan. Kedua pembicara sesi pertama sepakat bahwa industri perlu mulai memproduksi dan menggunakan gas hidrogen sebagai salah satu sumber energi yang dapat disimpan dan distribusikan ke seluruh Indonesia.
Pada sesi kedua dibahas proses pemanfaatan limbah menjadi sumber energi oleh Eduward Ginting, M.Sc., Chief Operations Officer PT Riau Andalan Pulp & Paper serta Edi Sarwono, Plant General Manager di PT Solusi Bangun Indonesia.
Eduward mengungkapkan, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri pulp & paper, PT RAPP memiliki banyak potensi untuk menggunakan limbah organik hasil industri untuk generasi energi. Beberapa teknologi yang sedang diusahakan adalah penggunaan black liquour dari lignin pada kayu, serta limbah biomassa pabrik sebagai Refuse Derived Fuel (RDF).
Adapun Edi Sarwono membahas pengembangan RDF dari limbah biomassa dengan lebih mendalam sesuai dengan penerapannya di PT SBI. Beliau mengungkapkan bahwa PT SBI berhasil memproduksi hingga 70 ton RDF dari limbah padat perkotaan di TPA Jeruk Legi, Cilacap. RDF hasil produksi ini juga sudah digunakan sebagai sebagian pengganti batubara dalam produksi semen di PT SBI.
Perkembangan energi hidrogen dan pemanfaatan limbah sebagai sumber energi pengganti minyak bumi dan batu bara menjadi topik yang perlu diperhatikan oleh seluruh kalangan, baik pemerintah, akademisi, pelaku industri, bahkan masyarakat.
Dengan komitmen dan kerja sama dari seluruh pihak, transisi energi untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, seperti yang dipaparkan Dr. Ir. Dadan Kusdiana, dapat terwujud demi keberlanjutan industri di masa depan.
Reporter: Luisa Carmel (Teknik Kimia, 2021)