Tips Cara Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Masalah

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Seringkali kita dihadapkan pada masalah-masalah baru yang tak pernah terduga sebelumnya, contohnya adalah kehadiran pandemi COVID-19. Karena itu, kita memerlukan cara berpikir yang kreatif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal inilah yang dibahas oleh Dr. Dwinita Larasati, S.Sn., M.A. dalam webinar bertema “Creative Thinking on Daily Basis” yang diselenggarakan pada Sabtu (5/6/2021). Acara ini merupakan pre-event dari rangkaian acara pameran akademik TPB FSRD 2020 berjudul Woka Voka.

Kak Tita—panggilan akrab dari Dr. Dwinita—menceritakan pengalamannya dalam berpikir kreatif, baik selama menjadi seorang dosen Program Studi Desain Produk ITB maupun selama berorganisasi dalam Bandung Creative City Forum (BCCF). Zaman yang terus berubah memaksa BCCF untuk menyesuaikan kebutuhan dalam mengembangkan kreativitas di Kota Bandung. “Yang namanya berpikir kreatif itu bisa dipakai di mana pun,” ungkap Kak Tita mengawali pemaparannya.

Untuk membuat suatu perubahan, Kak Tita menyebutkan bahwa kita dapat memulainya dalam bentuk purwarupa atau prototipe. Purwarupa akan memberikan gambaran apakah hasil dari pemikiran kreatif kita dapat dijalankan, sehingga hal ini menjadi esensi dari design thinking. Menurutnya, design thinking adalah ketika creative thinking yang biasa dilakukan oleh seniman dan desainer diterapkan di bidang selain seni dan desain dengan tujuan untuk menciptakan inovasi.

*Lima tahapan berpikir keratif menurut Dr. Dwinita

Kak Tika memaparkan, untuk mengaplikasikan kemampuan kita di masyarakat yang biasanya sudah memiliki ekspresi sendiri, kita dapat memetakan potensi kita dan masyarakat terlebih dahulu, lalu menghubungkannya dengan peran masing-masing. Setelahnya, lakukan kolaborasi dengan masyarakat, bisa dengan pengembangan produk, rebranding, dan lainnya. Jika sudah siap, hasil kolaborasi dapat diekspos ke publik. Dalam melakukan proses ini, tidak lupa juga untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai penutup diskusi, Kak Tita membagikan tips untuk terus menumbuhkan kreativitas. “Kreativitas itu jangan nunggu-nunggu sampai mood-nya datang, atau sampai ada ilham, atau ada intuisi yang datang. Itu perlu, tapi sebenarnya yang (lebih) diperlukan adalah cara supaya kita nggak boleh mentok,” katanya.

Ketika mulai menemukan jalan buntu, Kak Tita menyarankan untuk menjauhi sejenak proyek yang sedang dikerjakan, jangan memaksa otak untuk terus menerus mengolah hal tersebut. Dengan mengerjakan hal lain selama beberapa saat, terkadang kita dapat menemukan solusi. Selain itu, ada saatnya kita berpikir divergen dengan mencari sebanyak mungkin alternatif, ada saatnya kita stop semua alternatif, lalu berpikir kritis dan memikirkan solusi yang lebih fokus.

Reporter: Ristania Putri Wahyudi (Matematika, 2019)