6 Desainer Muda Sarawak Lulus Program Desain dari FSRD ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, bekerjasama dengan Sarawak Timbre Industry Development Center (STIDC) menyelenggarakan kegiatan Design Training Program Tahun 2019 Completion Ceremony and Design Exhibition di Aula Timur ITB, Rabu (11/12/2019). Pada acara tersebut, selain menampilkan produk-produk hasil desain, juga sekaligus kelulusan bagi para peserta design training program.
Dekan FSRD Dr. Imam Santosa mengatakan tujuan utama dari kegiatan training ini adalah memberikan pembekalan kepada desainer dari STIDC agar mereka mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan desain furniture dan wawasan desain secara luas dan komprehensif. Dengan harapan setelah kembali ke Serawak, mereka dapat mengaplikasikannya ke dunia industri.
Program tesebut dilaksanakan dalam 257 hari. Dengan rincian, kegiatan berlangsung 5 hari perminggu dari pukul 09.00 sampai 16.00 WIB, 360 jam berupa course and visit factory, 480 jam workshop and modeling, 180 jam attachment planning, 120 jam exhibition, 120 jam self directed home work yang melibatkan 13 akademisi dan desainer.
“Outcome learning dari program ini adalah selain menghasilkan calon desainer yang memiliki kemampuan desain dan riset, juga mampu melakukan analisis di bidang desain, hingga dapat memahami aspek ekonomi sosial dan juga budaya dari sebuah industri furnitur,” ucapnya.
Pada kegiatan ini, STIDC mengirim 6 orang desainernya (dimana salah satunya berkebangsaan Indonesia) untuk belajar lebih mendalam tentang desain furnitur dari berbagai aspek. Kurikulum training disusun oleh Tim ITB untuk masa pembelajaran selama setahun yang terbagi menjadi sebuah design project dalam tiap semesternya. Program dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM desainer furnitur STIDC tersebut, selanjutnya mereka sebut sebagai POYOD (Pool Young Designers).
Dipilihnya ITB sebagai mitra kerjasama dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa FSRD telah memiliki reputasi di bidang desain secara global dan telah menghasilkan desainer yang sangat kontributif dalam pembangunan industri kreatif nasional melalui karya-karya desain produknya yang berkarakter dan berciri khas bangsa.
Chief Minister of Sarawak, Datuk Patinggi (DR) Abang Haji Abdul Rahman Zohari Bin Tun Abang Haji Openg dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada ITB karena telah melaksanakan program tersebut. Ia berharap, melaului program ini diharapkan generasi muda Serawak bisa belajar lebih banyak terkait industri seni dan desain.
“Kami memilih ITB karena kampus ini memiliki latarbelakang yang kuat dalam seni, budaya. Ini batch yang pertama, dan kita akan menghantarkan lagi untuk batch kedua, ketiga dan lainnya,” tambahnya. Dia menambahkan bahwa Sarawak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun belum terolah secara maksimal menjadi produk industri yang menghasilkan nilai tambah.
Sementara itu, Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini bukan hanya menyangkut pelatihan di bidang desain semata, tapi juga penting dalam rangka interaksi budaya di antara generasi muda. Selain itu, program tersebut juga sangat bagus dalam rangka memperkuat kerjasama antara ITB dan Sarawak. “ITB sangat berbahagia akan kelulusan 6 orang desainer muda dari Sarawak dan apresiasi untuk rencana training program selanjutnya,” ucapnya.