TKP 3: Efektifkan Proses Pengobatan dengan Konseling Obat

Oleh Christanto

Editor Christanto

BANDUNG, itb.ac.id - Konseling obat merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap penggunaan obat. Dalam rangka memperdalam teknik konseling pasien kepada peserta, Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) 'Ars Praeparandi' ITB kembali mengadakan Training Konseling Pasien (TKP) pada Sabtu (17/09/11) di Ruang Edukatorium Sekolah Farmasi ITB.
Seri ketiga TKP yang diadakan tahun ini menghadirkan Ida Lisni, M.Si., Apt., seorang alumni magister Sekolah Farmasi ITB yang saat ini bekerja di RS Muhammadiyah, Bandung. Dalam pemaparannya, Ida mengemukakan bahwa tingkat ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat cenderung tinggi. "Bisa mencapai 30 sampai 50%, dan kondisi ini sangat berbahaya," ujarnya.

Ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat bisa berakibat pada tujuan terapi yang tidak tercapai, bahkan dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang memburuk atau penyalahgunaan obat. "Ketika obat TB tidak dikonsumsi secara teratur misalnya, bisa menyebabkan resistensi obat yang mengakibatkan lamanya waktu pengobatan TB," ujar Ida.

Pendidikan Pasien

Untuk mengatasi ketidakpatuhan pasien tersebut, pendidikan merupakan hal penting yang perlu ditanamkan kepada pasien. Dengan pendidikan pasien, diharapkan pasien mengetahui pengetahuan tentang obat dan fungsi sosial, maupun mengalami perubahan dalam menyikapi obat dan penggunaannya.

Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan ke pasien adalah dengan melakukan konseling obat. "Konseling merupakan kegiatan aktif apoteker dalam memberikan penjelasan kepada pasien tentang segala hal yang berhubungan dengan obat dan proses pengobatan," terang Ida.

Setelah mengemukakan pentingnya konseling dalam pengobatan pasien, Ida menjelaskan tentang strategi dan tips dalam melakukan konseling. Menurut Ida, tahapan dalam konseling pasien dimulai dari memperkenalkan diri, kemudian mengidentifikasi pasien, memilih posisi fisik yang sesuai, lalu menerangkan maksud konseling.

"Ketika identifikasi pasien, jangan sampai pasien yang memperkenalkan diri," imbaunya. Ida juga menjelaskan bahwa apoteker seharusnya mendengarkan semua keterangan pasien dengan empatik serta menanyakan tentang riwayat alergi pasien. Dengan cara demikian, seluruh aspek yang akan disampaikan dalam konseling menjadi jelas dan tidak keliru.