TRAIPITCH Aplikasi Penangkap dan Penyesuai Nada Suara Hasil Karya Mahasiswa ITB

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id – Suatu ajang pencarian bakat di Amerika Serikat pada beberapa waktu lalu, menampilkan seorang tunarungu yang sedang menyanyi. Meski memiliki keterbatasan di pendengaran, ia berhasil mencapai final setelah menyanyikan sendiri lagu ciptaannya melalui suaranya yang indah. Kemampuan penyandang tunarungu tersebut dalam menyanyi dan mencipta lagu dengan segala keterbatasannya menjadi inspirasi Fitri, Catur, dan Rakha, mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2014 untuk mengerjakan tugas akhirnya tentang pengolah suara digital. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Richard Mengko, perangkat audio digital yang diberi nama TRAIPITCH ini  berfungsi untuk memandu pengguna dalam menyesuaikan suara masukan dengan suara nada yang diinginkan. Perangkat tersebut menggunakan aplikasi Android sebagai jembatan untuk mengolah suara yang keluar dari penderita tunarungu maupun yang buta nada.

"TRAIPITCH yang memiliki fitur untuk menangkap dua suara yang berbeda sekaligus ini memungkinkan untuk menangkap penyanyi yang melakukan duet,” ujar Rakha. Perangkat tersebut dikatakan olehnya menggunakan sistem autokorelasi untuk menganalisis frekuensi masukan. Sebelum mengubah ke domain frekuensi, perangkat akan mengganti sumber suara menjadi energi listrik terlebih dahulu untuk kemudian dikonversi. Selain kemampuan dalam menangkap suara, perangkat ini juga dilengkapi dengan tampilan pengguna yang interaktif dan mudah diakses dari perangkat mobile sehingga mempermudah pengguna terutama penderita tunarungu.

Untuk biaya produksi, Rakha mengatakan membutuhkan biaya sekitar delapan ratus ribu rupiah dengan waktu pengerjaanya sekitar 1 bulan. "Biaya tersebut jika pembuatnya adalah seorang yang cukup mahir dan tahu prinsip kerja alat,” ujarnya. Mereka sendiri mengaku  menghabiskan waktu 9 bulan dengan cara mencoba beberapa parameter fungsional saat mengerjakan perangkat TRAIPITCH beserta aplikasinya.

Tim ini sangat berharap agar kedepan perangkat mereka bisa dikembangkan lagi dan berguna bagi masyarakat luas, baik bagi penderita tunarungu maupun seseorang yang buta nada. Mereka mengaku masih memerlukan perbaikan pada proses pengolahan sinyal yang dirasa masih kurang cepat. "Perangkat ini juga diharapkan bisa mengolah bukan hanya dua suara namun lebih banyak suara sehingga bisa digunakan untuk peserta latihan bernyanyi pada suatu ruangan penuh," ujar Rakha. Lebih jauh mereka juga berharap aplikasi TRAIPITCH dapat dikembangkan lebih luas, bukan hanya pada platfrom Android, namun juga bisa dipakai di IOS(Apple), Windows Phone, dan platform lainnya.

Karya TRAIPITCH ini telah dipamerkan pada Electrical Engineering Days 2018 (EEDays 2018) pada Selasa-Kamis (22-24 Mei 2018) di Aula Timur ITB sebagai salah satu karya tugas akhir mahasiswa.

Reporter: Ferio Brahmana

Foto: Panitia EEDays 2018