Tsunami vs. Seismic Tidal Wave

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Terminologi tsunami sudah cukup dikenal oleh banyak orang, termasuk dari sudut etimologinya. Dalam bahasa Jepang, ‘tsu’ berarti teluk; karena pada umumnya di Jepang pelabuhan ada di dalam teluk, maka tsu juga diartikan sebagai pelabuhan. Sedangkan ‘nami’ berarti gelombang. Sebenarnya, terminologi tsunami, menggantikan istilah ilmiah “seismic tidal wave”. Pada tahun 1950an, gelombang maut seperti yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara pada penghujung tahun lalu itu disebut dengan “seismic tidal wave” dalam literatur-literatur ilmiah geofisis. Tapi, terminologi itu kemudian diganti dengan istilah ‘tsunami’, terutama setelah tsunami di Chili tahun 1960. Alasannya, karena “seismic tidal wave” itu berarti gelombang pasang yang disebabkan oleh kegiatan seismik. Padahal, kenyataannya, gelombang maut itu juga tidak hanya dihasilkan oleh aktivitas seismik, tapi juga gunung berapi (aktivitas vulkanik), longsoran bawah laut, atau hantaman meteor. Tsunami di Chilli disebabkan oleh aktivitas vulkanik. sumber: Dr. Hamzah Latief, M.Si