Komputer Kuantum: Instrumen Kontemporer Teknologi Informasi Terkini

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB kembali menggelar kuliah umum pada Senin, 8 Februari 2021 dengan mengundang Dr. Nike Dattani, Ph.D., sebagai pembicara. Dr. Nike adalah seorang High Performance Computing di Oxford University dan Scientist at Center Astrophysics di Harvard dan Smithsonian.

Kegiatan ini diadakan secara daring menggunakan platform Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube STEI ITB. Adapun topik yang dibahas pada sesi kuliah umum ini adalah “Compiling Your Calculations to Run on Quantum Hardware”.

Pada awal pemaparan, Dr. Nike menggambarkan secara umum kelebihan yang dimiliki oleh komputer kuantum. Ia membandingkan kinerja yang dilakukan oleh komputer saat ini dan komputer klasik yang sudah ada sekarang. Hasilnya adalah komputer kuantum mampu bekerja lebih cepat dibandingkan komputer klasik. Hal ini bisa terjadi karena adanya pemanfaatan fenomena superposisi dalam perhitungannya. Jika computer klasik menghitung kombinasi bit-demi kombinasi bit secara terpisah, komputer kuantum ini dapat menghitungnya dalam waktu yang bersamaan.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa saat ini ada beberapa komputer yang telah menggunakan efek kuantum dalam sistem operasinya, di antaranya adalah D-Wave One (2011)–128 qubits yang merupakan komputer kuantum komersial pertama di dunia dan terjual seharga $10 miliar kepada Lockheed Martin, kemudian D-Wave Two (2012)–512 qubits yang terjual seharga $10 miliar kepada NASA dan Google, D-Wave Three (2015)–1152 qubits yang terjual seharga $20 miliar kepada Los Alamos Nat. Lab, D-Wave Four (2017)–2048 qubits yang terjual kepada Volkswagen, Temporae Defense Systems Inc, Virginia Tech, Denso Corp, Oak Ridge Nat. Lab seharga $20 miliar, dan yang terbaru adalah D-Wave Five (2020)–5640 qubits.


Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara D-Wave Five (2020) dengan varian jenis sebelumnya. “The something fundemantally different between D-Wave Five and others. This one has a qubit connected together by chimera graph while D-Wave Five using pegassus graph,” ujarnya.

Perbedaan yang dimiliki oleh D-Wave Five (2020) ini memberikan beberapa keunggulan baginya jika dibandingkan dengan varian sebelumnya. Kelebihan itu salah satunya adalah dalam memvisualisasikan gambar yang dihasilkan. Dengan menggunakan D-Wave Five (2020), seorang pengguna dapat memungkinkan mengambil gambar handphone dalam keadaan bergetar dengan jelas.

Ia juga menambahkan bahwa penggunaan komputer kuantum ini akan memberikan efisiensi terhadap penggunaan energi di dunia karena penggunaannya yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan komputer klasik.

“D-Wave Two use 12 kilowatts of power, compared to an average of 4100 kilowatts for the 10 top U.S. supercomputers. So, about speed, D-Wave Two 10 million faster and also 4000 times more energy efficient,” pungkasnya.

Reporter: Nur Rama Adamas (TPB, FTSL 2020)