UDevelop, Upaya Nyata Hapus Kemiskinan

Oleh danar

Editor danar

BANDUNG, itb.ac.id - Pada tahun 2008 ini KK PPK (Kelompok Keahlian Perencanaan & Perancangan Kota) SAPPK kembali berkarya dengan melakukan Riset Unggulan ITB. Riset yang bertajuk Urban Development through Local Partnership (UdeveLoP) ini bukan sekadar riset biasa tetapi merupakan action research yang diharapkan dampak riset ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat objek studi. UDeveLoP lahir dari kepedulian KK PPK terhadap permasalahan kemiskinan dan permukiman kumuh yang terjadi di banyak kota di Indonesia dan keyakinan bahwa institusi pendidikan seharusnya dapat memberikan sumbangsih nyata untuk kesejahteraan masyarakat. Jelas tertulis dalam MDGs, tujuan pertama, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Tujuan MDGs ini juga yang makin menguatkan tekad KK PPK untuk melaksanakan action research UdeveLoP. Dengan UdeveLoP ini, diharapkan kawasan kumuh dapat dibangun kembali menjadi kawasan yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan tanpa menggusur masyarakat yang tinggal di sana. Salah satu ‘alat’ yang digunakan dalam UdeveLoP ini adalah konsolidasi lahan. UDeveLoP direncanakan untuk berjalan selama 3 tahun hingga tahun 2010 untuk tahap pertama. Jangka waktu 3 tahun dipilih karena 3 tahun merupakan waktu yang tepat dan rasional untuk melaksanakan UdeveLoP. Keluaran yang diharapkan dari UdeveLoP tidak hanya berupa hasil penelitian, tugas akhir S1, dan tesis S2, tetapi juga manfaat nyata bagi masyarakat yaitu peningkatan pendapatan. Target tahun pertama adalah memantapkan konsep dan membangun komitmen masyarakat. Tahun kedua, merancang desain konsolidasi lahan yang tepat dan membangun partisipasi masyarakat. Tahun ketiga adalah saat untuk mengimplementasikan proyek. Wilayah studi yang akan dipilih adalah wilayah studi yang memiliki kepastian tambahan pendapatan (income generation) setelah berlangsungnya UdeveLoP. Income generation yang dimaksud antara lain berupa kos-kosan di dekat fasilitas pendidikan, creative industry seperti di Cibinong dan Garut. Untuk sementara, pada tahap pertama, wilayah studi yang akan dipilih adalah Tamansari, permukiman di bantaran Sungai Cikapundung. Tamansari dipilih karena letaknya yang strategis – dekat dengan perguruan tinggi (ITB) – serta adanya kepastian tambahan pendapatan (income generation) dengan pembangunan kos-kosan setelah konsolidasi lahan berhasil. Untuk tahap pertama dibatasi wilayah studi hanya seluas 2 ha. UDeveLoP ini jelas akan melibatkan banyak pihak, mulai dari masyarakat di wilayah studi, pemerintah, developer, bank, sampai swasta (CSR perusahaan). ITB dalam action research ini akan berperan sebagai katalisator terhadap proses dan hubungan-hubungan antar stakeholders tersebut. Dari pihak SAPPK sendiri, ada 4 dosen, 4 asisten, dan 5 mahasiswa tugas akhir yang akan dilibatkan, belum terhitung mahasiswa-mahasiswa yang akan turun ke lapangan. Riset ini akan didanai sepenuhnya oleh ITB dan telah mendapat dukungan dari UN-Habitat. Tantangan yang akan dihadapi dalam mengembangkan proyek ini adalah bagaimana kita harus meyakinkan masyarakat bahwa proyek ini akan menguntungkan bagi mereka dan meyakinkan pihak swasta mengapa mereka harus bersedia mengeluarkan dana untuk UdeveloP. “Kunci keberhasilan action research ini adalah kerjasama dengan semua pihak”, kata Ir. Haryo Winarso, M.Eng. PhD yang menggawangi UdeveLoP ini.