URO ITB Juarai KRI Regional 2 2016

Oleh Yasmin Aruni

Editor Yasmin Aruni

BANDUNG, itb.ac.id - Pada era modern ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi. Dalam rangka menyambut perubahan ini, tak sedikit mahasiswa yang berlomba-lomba untuk berinovasi dalam bidang tersebut, salah satunya adalah robotika. Dalam Kontes Robot Indonesia Regional 2 yang diadakan pada Kamis - Sabtu (28-30/04/16), Unit Robotika (URO) ITB lagi-lagi mengharumkan nama ITB setelah meraih Juara 3 Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Pemenang Desain Terbaik KRAI, Juara 3 Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), dan Pemenang Artistik Terbaik Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).

Kontes Robot Indonesia (KRI) merupakan sebuah kontes robotika jenjang perguruan tinggi di Indonesia yang sudah diselenggarakan setiap tahun sejak 2004. Kontes ini terdiri dari 3 tahap, yaitu regional, nasional, dan internasional. Pada fase regional, KRI umumnya dipisah berdasarkan daerah lomba dan pesertanya, di mana pemenang-pemenangnya bisa kembali berkompetisi di tingkat nasional. KRI Regional 2 diikuti oleh 95 tim yang berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi. Lomba yang mengacu pada tema dan aturan kompetisi internasional tersebut memiliki 5 divisi yang berbeda, yaitu Kontes Robot Pemadam Api (KRPAI) Berkaki, KRPAI Beroda, KRAI, KRSBI, dan KRSTI.

Untuk mencapai penghargaan manis ini, tentu perjuangan URO ITB tidak semudah yang dibayangkan. Perjalanan penuh lika-liku harus mereka hadapi, mulai dari pembagian divisi dan pekerjaan tiap tim, pengumpulan ide untuk rancang bangun robotika, hingga strategi lomba. Eksekusinya juga tidak berjalan selancar harapan, mereka harus berkali-kali mengganti robot, mengkalibrasi ulang, dan melakukan tuning up secara berkala demi hasil yang lebih maksimal. Dengan fasilitas seadanya, URO ITB tetap semangat dan tanpa kenal lelah membongkar-pasang setiap kali latihan, juga melakukan evaluasi agar mendapat hasil yang lebih baik lagi pada malam berikutnya. "Walau beberapa kali sempat merasakan kelelahan karena masalah yang timbul tidak selesai-selesai, tapi dengan usaha yang giat dan tak kenal lelah kami bisa melewati itu semua," ungkap Isfan Fauzi, salah satu anggota tim GaruDago. "Untuk ke depannya, kami ingin terus meningkatkan kualitas robot kami sekuat tenaga untuk mempertahankan gelar juara di tingkat nasional nanti," lanjutnya.

Wahyu Trisvianto, ketua tim Dago Hoogeschool, juga menyampaikan kesannya selama mengikuti KRI Regional 2, "Pertandingan KRSBI Regional 2 tahun ini jauh lebih berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan peningkatan dari aturan, dan semakin kompetitifnya tim-tim lain. Tapi alhamdulillah, berkat dukungan semua pihak, kami bisa lolos ke tahap nasional. Saya yakin, di tingkat nasional nanti akan jauh lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya. Sekarang, semangat tim sedang membara. Kekalahan ini menjadi pemacu bagi kami untuk berbuat jauh lebih baik lagi. Kami akan berusaha yang terbaik untuk meningkatkan restasi tim kami di tingkat nasional nanti."

ITB Journalist Apprentice 2016

Holy Lovenia (STEI 2015)