Wanita dan Tenun Nusantara: Mengenal Lebih Dalam Filosofi dan Keindahan Tenun Nusantara dalam Peringatan Hari Ibu 2024

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh

Wahyu Perdana Saputra, S.Ds., M.Ds. sedang Mendemonstrasikan Variasi Memakai Kain Tenun

tolong dikoreksi kalo salah, saya lupa kepanjangan IWK

BANDUNG, itb.ac.id — Ikatan Wanita Keluarga (IWK) Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses menggelar acara bertajuk Wanita dan Tenun Nusantara pada Sabtu, 7 Desember 2024, di Auditorium Nemangkawi, SBM ITB Labtek XIX Lt. 6. Salah satu segmen utama yang menjadi pusat perhatian dalam acara ini adalah Talk Show Tenun Nusantara yang dipandu oleh Dr. Dian Widiawati, M.Sn., seorang ahli tekstil yang mendedikasikan hidupnya untuk menggali, melestarikan, dan memperkenalkan seni tenun tradisional Indonesia kepada generasi masa kini.

Dalam sesi ini, Dr. Dian mengungkapkan bahwa tenun bukan hanya sekadar kain, melainkan sebuah mahakarya yang mengandung filosofi mendalam dan kisah kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap pola dan motif yang dihasilkan perajin tenun mencerminkan identitas daerah, cerita leluhur, serta nilai-nilai spiritual yang diwariskan secara turun-temurun.

Ia menjelaskan bahwa proses pembuatan tenun yang panjang dan penuh ketelitian menggambarkan karakter perempuan Nusantara yang sabar, telaten, dan penuh kasih sayang. Inilah alasan mengapa seni menenun kerap kali menjadi simbol kekuatan dan keindahan perempuan Indonesia.

Dr. Dian juga mengupas bagaimana tenun menjadi saksi perjalanan hidup para perempuan di berbagai pelosok Nusantara. Di banyak daerah, seni menenun tidak hanya menjadi ekspresi budaya, tetapi juga menjadi bagian penting dari ekonomi keluarga. Perempuan-perempuan perajin tenun sering kali bekerja tanpa pamrih demi menjaga warisan budaya sekaligus menopang perekonomian rumah tangga mereka.

Namun, tantangan besar masih dihadapi oleh seni tenun di era modern ini. Dari minimnya regenerasi perajin hingga gempuran produk tekstil modern yang lebih murah, kelangsungan seni tenun membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Dr. Dian mengajak semua pihak, terutama generasi muda, untuk mengenal lebih dekat dan turut serta dalam melestarikan warisan budaya yang tak ternilai ini.

Dr. Dian Menjelaskan Alat Tenun Gedog di Desa Muara Tapanuli Utara

Melalui Talk Show ini, Dr. Dian menekankan bahwa seni tenun sejatinya menjadi cerminan dari peran seorang ibu—merawat, mencintai, dan memberikan kehidupan. Dalam konteks perayaan Hari Ibu, tenun menjadi simbol yang relevan, mewakili nilai-nilai ketulusan dan perjuangan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dr. Dian Menjelaskan Jenis-Jenis Tenunan

Dr. Dian Widiawati juga menyoroti potensi besar tenun Nusantara dalam dunia modern. Di era globalisasi, kain tenun memiliki daya tarik unik yang mampu bersaing di pasar internasional. Tenun tidak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi produk kreatif seperti busana kontemporer, aksesoris, hingga dekorasi interior, tanpa menghilangkan nilai filosofisnya.

Beliau mendorong kolaborasi antara perajin tradisional dan desainer muda untuk menciptakan inovasi yang tetap mempertahankan esensi budaya lokal. Selain itu, penguatan branding tenun sebagai produk premium juga menjadi langkah strategis yang dapat mendukung keberlanjutan seni ini.

Sebelum menutup sesi, Wahyu Perdana Saputra, S.Ds., M.Ds. juga turut memberi mini workshop mengenai tatacara memakai kain tenun yang efisien dengan penuh variasi unik agar semakin banyak orang tertarik untuk turut melestarikan kain tenun nusantara tersebut.

Sebagai penutup Talk Show, Dr. Dian memberikan pesan mendalam kepada seluruh peserta untuk lebih mencintai dan menghargai tenun Nusantara. “Setiap helai benang yang dirajut dalam tenun adalah hasil dari kerja keras, doa, dan cinta. Jika kita tidak menghargainya, siapa lagi yang akan menjaga warisan ini?” ujar Dr. Dian.

Talk Show Tenun Nusantara menjadi salah satu momen yang sangat berkesan dalam rangkaian acara Wanita dan Tenun Nusantara. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan peserta tentang seni tenun, tetapi juga menguatkan pesan tentang peran perempuan dalam melestarikan budaya dan membangun bangsa. Harapannya adalah semakin banyak masyarakat yang menyadari bahwa membeli dan memakai tenun bukan hanya soal estetika, tetapi juga bentuk dukungan nyata terhadap para perajin yang terus berjuang menjaga tradisi.

Melalui peringatan Hari Ibu ini, IWK ITB berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya peran ibu dan perempuan dalam menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas bangsa. Tenun Nusantara, tidak hanya membuka mata peserta akan keindahan dan filosofi di balik tenun Nusantara, tetapi juga menjadi momentum untuk merefleksikan pentingnya menghargai perempuan sebagai penjaga warisan budaya.

SELAMAT HARI IBU 2024
HIDUP PEREMPUAN YANG BERJUANG!!!

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)