Warna-Warni Malam Kebudayaan CIMPA-UNESCO-INDONESIA School
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
BANDUNG, itb.ac.id - Malam kebudayaan yang merupakan bagian dari rangkaian acara CIMPA-UNESCO-INDONESIA School, berlangsung pada hari Jumat (06/02/09) di Aula Barat ITB. ''Acara ini bertujuan untuk mempererat tali persahabatan antar peserta yang berasal dari berbagai Negara. Selain itu, untuk memperlihatkan budaya Indonesia yang akan ditampilkan oleh unit-unit kegiatan mahasiswa,'' ujar Rinovia Simanjuntak sebagai panitia pelaksana. Dalam acara yang berformat makan malam dengan hiburan ini, ditampilkan unit-unit kegiatan mahasiswa seperti; Unit Kesenian Aceh (UKA) dan Keluarga Paduan Angklung (KPA). Tak hanya menampilkan hiburan dari tuan rumah, namun para peserta yang berasal dari Negara lain, seperti ; Australia, Pakistan, India, Cina, Iran, Jordania, dan Filipina, juga menampilkan kesenian dari budaya negaranya.
CIMPA-UNESCO-INDONESIA School sendiri berlangsung selama tanggal 2-13 Februari 2009, dengan tema bahasan Extremal Problems and Hamiltonicity in Graphs, yang diadakan oleh KK Matematika Kombinatorika - FMIPA ITB Acara makan malam berupa round table yang dikemas dengan suasana santai ini dibuka oleh Hilda Assiyatun dosen Matematika ITB sebagai panitia dan MC, sambutan dekan fakultas Matematika; Dr. Akhmaloka, lalu pertunjukkan tari Saman dari UKA, dan penampilan KPA yang membawakan lagu-lagu populer. Pemberian penghargaan dan cinderamata diserahkan oleh Akhmaloka, berupa plakat dan hiasan kain tulis bermotif wayang sebagai salah satu kesenian khas Indonesia.
Dalam malam kebudayaan ini, diadakan juga interaksi bermain angklung bersama antara peserta dengan KPA. Diajarkan aba-aba melalui tangan oleh konduktor yang mewakilkan tiap nada, melalui slide. Lagu yang dimainkan bersama adalah lagu-lagu populer abadi, seperti ; Que Sera-Sera dan Edelwise. Peserta terlihat antusias, karena kebanyakan mereka belum pernah memegang dan memainkan angklung sebelumnya. Setelah makan malam, peserta kembali dihibur oleh penampilan KPA yang membawakan lagu-lagu populer The Beatles, seperti; Yesterday, Let It Be, Here, There and Everywhere dan I Want To Hold Your Hand.
Peserta dari Negara lain ikut mempertunjukkan kemampuannya dalam menyanyikan lagu daerah negaranya, lagu nasional atau bahkan ada yang membacakan puisi, seperti yang dilakukan oleh Tianxin Cai peserta dari Cina. Cai membacakan puisi dari negaranya yang berjudul ''Fish's Poem''. Ia mengatakan bahwa membaca puisi adalah salah satu dari budaya Cina yang populer sejak dahulu. Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu-lagu tembang kenangan Indonesia yang dibawakan oleh Edy Tri Baskoro beserta para panitia diiringi band.
Dalam malam kebudayaan ini, diadakan juga interaksi bermain angklung bersama antara peserta dengan KPA. Diajarkan aba-aba melalui tangan oleh konduktor yang mewakilkan tiap nada, melalui slide. Lagu yang dimainkan bersama adalah lagu-lagu populer abadi, seperti ; Que Sera-Sera dan Edelwise. Peserta terlihat antusias, karena kebanyakan mereka belum pernah memegang dan memainkan angklung sebelumnya. Setelah makan malam, peserta kembali dihibur oleh penampilan KPA yang membawakan lagu-lagu populer The Beatles, seperti; Yesterday, Let It Be, Here, There and Everywhere dan I Want To Hold Your Hand.
Peserta dari Negara lain ikut mempertunjukkan kemampuannya dalam menyanyikan lagu daerah negaranya, lagu nasional atau bahkan ada yang membacakan puisi, seperti yang dilakukan oleh Tianxin Cai peserta dari Cina. Cai membacakan puisi dari negaranya yang berjudul ''Fish's Poem''. Ia mengatakan bahwa membaca puisi adalah salah satu dari budaya Cina yang populer sejak dahulu. Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu-lagu tembang kenangan Indonesia yang dibawakan oleh Edy Tri Baskoro beserta para panitia diiringi band.