Webinar SAPPK ITB: Memahami Manajemen Perkotaan dan Dampaknya terhadap Perumahan
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) menggelar webinar series SAPPK 2024 #7 bertajuk “Public Lecture on Global City”, Jumat (2/8/2024). Webinar ini menghadirkan Prof. Eric Heikkila, seorang Profesor dari University of Southern California.
Prof. Eric Heikkila menyoroti berbagai aspek penting terkait kota global, termasuk dinamika sosial, keadaan ekonomi, serta politik yang membentuk perkembangan kota-kota tersebut. Beliau juga mengulas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh kota global dalam konteks globalisasi dan urbanisasi yang cepat, salah satunya yaitu mengenai pertumbuhan permukiman informal sebagai salah satu fenomena dari kurangnya manajemen lahan di perkotaan.
Terdapat dua jenis utama permukiman informal dan bagaimana masing-masing berinteraksi dengan lingkungan perkotaan sekitarnya. Dalam konteks ini, permukiman informal pertama adalah area yang ditempati secara ilegal oleh beberapa penghuni liar, dengan lahan yang dibagi menjadi petak-petak yang dijual, dan yang kedua adalah infiltrasi bertahap dan tidak terorganisasi oleh rumah tangga individu penghuni liar.
Permukiman jenis pertama sering berkembang di lahan publik dan privat dengan persentase masing-masing sebesar 27 persen dan 11 persen. Sementara itu, jenis kedua cenderung muncul secara bertahap di lahan publik dengan persentase 28 persen.
Dalam konteks perkotaan, kedua fenomena permukiman informal ini menunjukkan tantangan dalam pengelolaan lahan dan integrasi dengan infrastruktur perkotaan. Di sisi lain, 46 persen wilayah menunjukkan tidak adanya permukiman baru, mencerminkan adanya upaya pengendalian perkembangan permukiman informal atau kurangnya lahan yang dapat diakses oleh penghuni liar. Fenomena ini menggambarkan dinamika kompleks yang dihadapi kota-kota dalam mengatasi permukiman informal dan menyediakan hunian yang layak bagi seluruh warganya.
Prof. Eric Heikkila melakukan studi kasus di Kota Cirebon, mengungkapkan karakteristik unik dalam manajemen lahan perkotaan dan dampaknya terhadap perumahan. Kota Cirebon mengalami desentralisasi besar-besaran ("big bang" decentralization) yang memberikan hak otonomi lokal secara signifikan. Dalam mendukung perkembangan perkotaan di sini, skema pembiayaan dilakukan melalui hibah blok dan koordinasi regional. Hak atas properti mencakup hak tradisional dan formal, mencerminkan warisan sejarah dan transisi Kota Cirebon dari masa ke masa. Namun, Cirebon juga menghadapi tantangan lingkungan seperti banjir, penurunan tanah, dan intrusi air asin, yang mempengaruhi kualitas hidup dan pengelolaan perumahan.
“Geografi perkotaan dan legasi historisnya turut membentuk dinamika pembangunan, menyoroti kebutuhan akan strategi manajemen lahan yang adaptif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan diselenggarakannya webinar ini, para peserta tidak hanya menambah wawasannya, tetapi juga termotivasi mencari solusi inovatif dalam menghadapi tantangan perkotaan di masa depan, dengan menekankan pentingnya kolaborasi dan pemikiran strategis dalam pengelolaan kota.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)