Wisuda Pertama ITB 2012/2013: Luluskan 1805 Mahasiswa
Oleh Vernida Mufidah
Editor Vernida Mufidah
BANDUNG, itb.ac.id - Wisuda ITB Pertama Tahun Akademik 2012-2013 meluluskan 1805 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Adapun untuk penyelenggaraan prosesi wisuda ini terdiri dari dua hari yakni Jumat dan Sabtu (19-20/10/12) di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB. Prosesi wisuda dihadiri oleh rektor, dekan dan dosen, orangtua wisudawan, dan advisory board ITB.
Untuk program sarjana ITB meluluskan 1113 sarjana dengan 243 yang berpredikat cumlaude, kemudian 635 dari program master 635 dengan 105 mahasiswa cumlaude dan 57 dari program doktor dengan jumlah cumlaude sebanyak 14 orang.
Rektor ITB, Prof. Akhmaloka dalam pidatonya kali ini membahas mengenai pentingnya demokrasi dalam kehidupan. Ia menuturkan bahwa masing-masing individu memiliki kemampuan berkembang dalam berbagai hal termasuk berpendapat.
"Demokrasi bukan sekedar jumlah tetapi juga mengenai kualitas yang ada di dalamnya. Pengambilan keputusan secara kolektif ini penting, namun perlu keilmuan dan pengetahuan yang baik untuk kualitas yang baik pula." tambah Akhmaloka.
Kemampuan Mahasiswa yang Dibutuhkan
Akhmaloka dalam pidatonya menyebutkan beberapa kemampuan mahasiswa yang perlu dibentuk di kampus. Adapun kemampuannya adalah komunikasi, berpikir jernih dan kritis, segi moral yang baik, warga negara yang efektif, mengerti dan toleran terhadap perbedaan pendapat, hidup dalam masyarakat global, dan memiliki kesiapan bekerja. Tentunya kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui pembelajaran baik yang formal ataupun nonformal.
"Seorang sarjana harus demokrasi, terbuka dengan siapapun. Oleh karena itu ITB perlu berbenah menjadi laboratorium demokrasi," tutup Akhmaloka dalam pidatonya.
Dalam prosesi wisuda dibacakan juga mengenai kesan dan pesan dari mahasiswa selama berkuliah di ITB. Salah satunya adalah Farid Putra Bakti, (Teknik Kelautan 2008) yang memiliki kebiasaan belajar kebut semalam. Kesan positif yang ia dapatkan selama belajar di ITB adalah ilmu yang bertebaran dimana-mana dan mahasiswa hanya tinggal mau mengambilnya. Prosesi wisuda pun diakhiri dengan pelepasan setiap mahasiswa oleh rektor, dekan dan Ketua Program Studi masing-masing.
Rektor ITB, Prof. Akhmaloka dalam pidatonya kali ini membahas mengenai pentingnya demokrasi dalam kehidupan. Ia menuturkan bahwa masing-masing individu memiliki kemampuan berkembang dalam berbagai hal termasuk berpendapat.
"Demokrasi bukan sekedar jumlah tetapi juga mengenai kualitas yang ada di dalamnya. Pengambilan keputusan secara kolektif ini penting, namun perlu keilmuan dan pengetahuan yang baik untuk kualitas yang baik pula." tambah Akhmaloka.
Kemampuan Mahasiswa yang Dibutuhkan
Akhmaloka dalam pidatonya menyebutkan beberapa kemampuan mahasiswa yang perlu dibentuk di kampus. Adapun kemampuannya adalah komunikasi, berpikir jernih dan kritis, segi moral yang baik, warga negara yang efektif, mengerti dan toleran terhadap perbedaan pendapat, hidup dalam masyarakat global, dan memiliki kesiapan bekerja. Tentunya kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui pembelajaran baik yang formal ataupun nonformal.
"Seorang sarjana harus demokrasi, terbuka dengan siapapun. Oleh karena itu ITB perlu berbenah menjadi laboratorium demokrasi," tutup Akhmaloka dalam pidatonya.
Dalam prosesi wisuda dibacakan juga mengenai kesan dan pesan dari mahasiswa selama berkuliah di ITB. Salah satunya adalah Farid Putra Bakti, (Teknik Kelautan 2008) yang memiliki kebiasaan belajar kebut semalam. Kesan positif yang ia dapatkan selama belajar di ITB adalah ilmu yang bertebaran dimana-mana dan mahasiswa hanya tinggal mau mengambilnya. Prosesi wisuda pun diakhiri dengan pelepasan setiap mahasiswa oleh rektor, dekan dan Ketua Program Studi masing-masing.