Workshop IARC 2012, Ajarkan Pemanfaatan Teknologi Pesawat tak Berawak

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Workshop Indonesian Aerial Robot Contest 2012 kembali digelar oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan (KMPN) ITB. Bertempat di Galeri Campus Center Timur, workshop yang diadakan pada Minggu (16/09/12) ini merupakan acara pembuka dari rangkaian acara IARC 2012 sebelum kontes yang akan diadakan pada November mendatang. Hadir sebagai pembicara CEO dari PT Telenetina STU yang juga alumnus KMPN ITB, Ir. Budi Atmoko.

Menurut Marcellus Catur (Aeronotika dan Astronotika 2010), Ketua Divisi Workshop, workshop ini diadakan untuk menarik minat orang-orang agar mengikuti kontes IARC 2012. "IARC tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, kontes tidak lagi diadakan hanya di dalam ruangan tetapi di luar ruangan, yaitu di Lapangan Udara Sulaiman," tuturnya.

Dengan targetan menarik para peserta yang dikhususkan pada orang yang memiliki hobi kegiatan aeromodelling dan para profesional di bidang ini, workshop ini berhasil mendatangkan para peserta dari berbagai institusi seperti Universitas Sumatera Utara, Politeknik Indramayu, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Indonesia, hingga PT. Pasifik Satelit Nusantara, PT. Voltras International, serta RK Offshore.

Pada tahun ini, "Aerobotics and Manufacturing Drones" diusung sebagai tema workshop. Workshop ini banyak membahas mengenai aerobotics, unmanned aerial vehicle (UAV) dan aeromodelling, hingga pemanfaatan teknologi teknologi UAV yang nantinya akan digunakan dalam kontes IARC 2012.

UAV yang dikenal pula dengan sebutan drone merupakan pesawat udara tanpa awak. Penerbangannya dikendalikan oleh computer di dalamnya atau dengan remote control oleh navigator. UAV dapat digunakan untuk penginderaan jauh dengan fungsi remote sensing, survey udara untuk daerah yang luas, hingga eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan mineral dengan survey geomagnetik.

Workshop yang terbagi dalam beberapa sesi ini membahas teori-teori dasar pembuatan UAV dan perkembangannya, penjelasan misi IARC, serta manufakturisasi TS 40 Super Trainer, salah satu jenis UAV yang akan dikembangan dan dikompetisikan pada kontes. Ir. Budi sebagai pembicara utama banyak membagi ilmunya mengenai cara-cara pembuatan UAV dengan memanfaatkan kayu balsa yang diperkuat dengan komposit fiber glass serta indocote sebagai material pelapis.

Selain workshop, terdapat pula beberapa stand dari Telenetina STU dan MirP AeroModelling yang menampilkan berbagai instrumentasi-instrumentasi aeromodelling. Pameran karya yang memamerkan berbagai instrumentasi hasil karya UAV juga digelar bersamaan dengan workshop. Pada pameran ini, ditampilkan Tricopter dan UAV dengan sistem autopilot milik Centrums ITB, UAV Elang Surveillance-01 X milik LAPAN yang pernah digunakan untuk mengambil gambar gunung Merapi saat erupsi terjadi, serta beberapa pesawat lainnya.

"Semoga dengan mengikuti workshop ini, kami dapat membuat UAV yang pada dasarnya tidak terlalu familiar bagi masyarakat menjadi lebih dikenal. Selain itu, kami juga berharap agar sekelompok masyarakat yang memang memiliki keilmuan di bidang ini semakin tertarik untuk mengembangkan UAV," tutup Marcellus.