Workshop Internasional SCCIC ITB, Smart City untuk Solusi Kota Berkelanjutan
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Smart City and Community Innovation Center, Institut Teknologi Bandung (SCCIC ITB) menggelar The International Workshop for Smart Cities and Circular Green Economy 2023 dengan tema "Meningkatkan Quality of Life Kota Melalui Transformasi Digital Ekonomi Hijau Sirkular".
Acara yang membahas berbagai isu terkait keberlanjutan, ekonomi hijau, dan ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim ini berlangsung di Auditorium Ipteks CC Timur ITB Kampus Ganesha, Selasa (12/12/2023)
Terdapat sejumlah sesi dalam workshop tersebut, salah satunya tentang Sustainability Framework, Green Economy, and Climate Change Community Resilience.
Regional Project Manager UCLG ASPAC, Helmi Abidin, menjadi salah seorang pembicara dalam sesi tersebut. Beliau membahas tantangan umum yang dihadapi kota-kota di dunia, termasuk populasi yang semakin meningkat, akses terhadap layanan dasar, tantangan lingkungan, perubahan iklim, dan risiko bencana.
Hal lainnya yang disorot adalah komitmen global dan nasional terhadap pembangunan berkelanjutan, seperti International Decade for Natural Disaster Reduction (IDNDR) pada tahun 1989, Kerangka Aksi Hyogo untuk Aksi (HFA) tahun 2005, dan Konferensi Dunia PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana pada tahun 2015.
Beliau menyajikan gambaran mengenai tren global smart city dengan fokus pada urbanisasi, teknologi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, dan inovasi untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Sejumlah contoh praktik smart city dari berbagai kota dunia, seperti Songdo di Korea Selatan, Melbourne, dan New York, juga dibahas untuk memberikan inspirasi bagi pengembangan smart city di Indonesia.
Dalam upaya menghadirkan solusi smart city di Asia, workshop ini menggunakan definisi smart city menurut UNESCAP, yang menjelaskan bahwa smart city adalah kota dengan teknologi yang mendukung peluang kerja, hidup, bermain, dan belajar yang lebih efisien bagi setiap individu secara inklusif, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memfasilitasi pembentukan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Sejumlah isu dan peluang diidentifikasi untuk mewujudkan ekosistem smart city di Indonesia. Adapun upaya untuk menciptakan kota cerdas melibatkan pemerintah, asosiasi, mitra teknologi/industri, dan media sebagai elemen pembangunan.
Elemen pembangunan smart city mencakup pelayanan publik, birokrasi, kebijakan publik, pariwisata, bisnis, tata wajah kota, industri, kesejahteraan, transaksi keuangan, harmonisasi lingkungan, kesehatan, transportasi, masyarakat, pendidikan, keamanan, perlindungan lingkungan, tata kelola sampah, dan energi.
Salah satu inisiatif yang disampaikan adalah smart cities innovation lab yang bertujuan untuk meningkatkan solusi berkelanjutan melalui kerja sama antara pemerintah lokal, mitra pengembangan, perusahaan teknologi, dan start-up. Tiga peluang konkret untuk diwujudkan dalam smart cities innovation lab adalah mengatasi masalah polusi plastik, kemacetan lalu lintas, dan polusi udara.
Kota berperan penting dalam aksi perubahan iklim, termasuk upaya perbaikan sektor transportasi dan efisiensi energi. “Asosiasi pemerintah lokal diharapkan dapat berperan dalam menyebarkan solusi inovatif, dan kerja sama antarkota dapat meningkatkan pengetahuan dan praktik terbaik dalam menghadapi isu-isu iklim,” ujarnya.
Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)