Workshop Kelayakan Sampah Kota Bandung sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Hari Rabu, 7 Februari 2007 tiba-tiba kampus ITB diwarnai oleh bapak-bapak dan ibu-ibu berseragam coklat muda khas pegawai Pemerintah Kota (Pemkot). Rombongan Pemkot ini rupanya hadir untuk mengikuti “Workshop Kelayakan Sampah Kota Bandung sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik” di ruang Auditorium Campus Center Timur pukul 09.00-13.00 WIB. Workshop ini diselenggarakan oleh Pusat Rekayasa Industri LPPM ITB dan Pemerintah Kota Bandung.
Acara ini merupakan kelanjutan dari rencana program kerjasama Pusat Rekayasa Industri LPPM-ITB, Pemkot Bandung dan pihak investor untuk membangun sebuah Pembangkt Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Dalam workshop ini, para akademisi ITB memaparkan hasil penelitian dan studi sampah di kota dan kabupaten Bandung. Berbagai penelitian mengenai komposisi, karakterisasi, jumlah dan jenis sampah terangkum dalam presentasi-presentasi yang ada dalam workshop ini. Mekanisme pembakaran sampah dan teknis kerja PLTS yang akan dibangun juga dijelaskan secara gamblang.
“Sampah kota Bandung yang bermacam-macam jenisnya, layak digunakan sebagai bahan baker pembangkit listrik,” terang Dr. Ir. Ari Darmawan Pasek dari LPPM ITB. Kapasitas sampah kota Bandung sampai saat ini telah mencapai 7.500 meter kubik per hari, di mana setiap orangnya menghasilkan sampah rata-rata 3 liter per harinya. Sampah yang terhitung di atas tidak termasuk sampah-sampah liar, yang mudah ditemui di jalanan. Sampah yang terkumpul di tiap TPS dan dikelola oleh PD.Kebersihan Kota terhitung 500 ton per hari. Sampah sebanyak ini jika diproses dalam PLTS dapat menghasilkan listrik sebesar 10 MWatt. “Listrik ini langsung diintegrasikan pada PLN,” ucap wakil Pemkot. Kapasitas sampah ini sebenarnya masih jauh dari produksi listrik maksimum PLTS yang akan dibangun. “PLTS yang akan dibangun sanggup menghasilkan listrik hingga 30 MegaWatt,” tambah Dr.Ir.Ari Darmawan P.
Workshop ini menjadi wadah integrasi antara Pemkot, PD. Kebersihan Kota dan masyarakat di lokasi. Rancasari,Rencananya, PLTS akan dibangun di Gedebage dan menjalani Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) selama dua bulan ke depan. Oleh karena itu, workshop ini dihadiri oleh pegawai-pegawai kecamatan kecamatan Rancasari, PD.Kebersihan Kota se-Bandung, wakil investor dan wakil masyarakat Gedebage.
Acara ini merupakan kelanjutan dari rencana program kerjasama Pusat Rekayasa Industri LPPM-ITB, Pemkot Bandung dan pihak investor untuk membangun sebuah Pembangkt Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Dalam workshop ini, para akademisi ITB memaparkan hasil penelitian dan studi sampah di kota dan kabupaten Bandung. Berbagai penelitian mengenai komposisi, karakterisasi, jumlah dan jenis sampah terangkum dalam presentasi-presentasi yang ada dalam workshop ini. Mekanisme pembakaran sampah dan teknis kerja PLTS yang akan dibangun juga dijelaskan secara gamblang.
“Sampah kota Bandung yang bermacam-macam jenisnya, layak digunakan sebagai bahan baker pembangkit listrik,” terang Dr. Ir. Ari Darmawan Pasek dari LPPM ITB. Kapasitas sampah kota Bandung sampai saat ini telah mencapai 7.500 meter kubik per hari, di mana setiap orangnya menghasilkan sampah rata-rata 3 liter per harinya. Sampah yang terhitung di atas tidak termasuk sampah-sampah liar, yang mudah ditemui di jalanan. Sampah yang terkumpul di tiap TPS dan dikelola oleh PD.Kebersihan Kota terhitung 500 ton per hari. Sampah sebanyak ini jika diproses dalam PLTS dapat menghasilkan listrik sebesar 10 MWatt. “Listrik ini langsung diintegrasikan pada PLN,” ucap wakil Pemkot. Kapasitas sampah ini sebenarnya masih jauh dari produksi listrik maksimum PLTS yang akan dibangun. “PLTS yang akan dibangun sanggup menghasilkan listrik hingga 30 MegaWatt,” tambah Dr.Ir.Ari Darmawan P.
Workshop ini menjadi wadah integrasi antara Pemkot, PD. Kebersihan Kota dan masyarakat di lokasi. Rancasari,Rencananya, PLTS akan dibangun di Gedebage dan menjalani Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) selama dua bulan ke depan. Oleh karena itu, workshop ini dihadiri oleh pegawai-pegawai kecamatan kecamatan Rancasari, PD.Kebersihan Kota se-Bandung, wakil investor dan wakil masyarakat Gedebage.