Seminar Nasional IUGC 2011: Memberdayakan Geothermal Sebagai Sumber Energi di Indonesia
Oleh Shinta Michiko Puteri
Editor Shinta Michiko Puteri
Seminar ini menghadirkan 6 pembicara, yaitu Dr. R. Sukhyar (Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), M. Yustin Kamah (Wakil Presiden Bidang Sumber Daya Energi Geothermal PT Pertamina), Dr. Surya Darma, MBA. (Presiden Asosiasi Panas Bumi Indonesia), Ali Akbar (Kepala Departemen Pengelolaan Sumber Daya Eksekutif Nasional WALHI), Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Kepala LPPM ITB), dan Yudi Indra Kusumah (Lead Geoscientist dari Star Energy Wayang Windu). Secara keseluruhan, seminar ini memberikan penjelasan mengenai kebijakan penggunaan energi di Indonesia, dampak penggunaan energi fosil secara kontinu, keadaan dan perkembangan kegiatan eksplorasi di Indonesia, serta teknologi-teknologi yang terbaru dalam hal eksplorasi dan monitoring potensi energi geothermal.
Geothermal sebagai Sumber Energi yang Terbarukan
Energi geothermal (energi panas bumi) adalah salah satu energi alami dalam bumi yang merupakan hasil interaksi antara panas batuan dan air yang mengalir di sekitarnya. Karakteristiknya yang berbeda dengan minyak, gas, dan batu bara menjadikan geothermal sebagai sumber energi yang terbarukan (renewable energy).
M. Yustin Kamah menjelaskan konsep dasar dari pengembangan energi geothermal. Sumber panas atau yang biasa disebut heat source dialirkan ke dalam reservoir (tempat penampungan cadangan energi). Panas yang berada dalam reservoir tersebut dipanaskan sehingga menghasilkan steam (uap panas). Uap panas tersebut akan menggerakkan turbin akibat tekanan energi uap panas yang menghasilkan energi geothermal. Pada akhirnya generator akan mengubah energi geothermal tersebut menjadi energi listrik dengan generator sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Potensi Pemanfaatan Energi Geothermal di Indonesia
"Indonesia merupakan salah satu negara terkaya sumber daya panas bumi, potensi saat ini mencapai sekitar 29 Gwe, namun hingga saat ini baru dikembangkan 1196 We atau hanya sekitar 4% dari potensi yang ada," ujar Dr. R. Sukhyar yang sangat menyayangkan keadaan ini. Hal tersebut menjadi salah satu faktor energi geothermal perlu dikembangkan lebih lanjut dan dijadikan prioritas sebagai pemasok energi listrik.
Menurut Dr. Surya Darma, MBA. ada banyak faktor-faktor lain yang mendukung hal tersebut, yaitu pemanfaatannya dapat meningkatkan ekonomi setempat karena energi geothermal tidak dapat berpindah, bebas dari resiko fluktuasi bahan bakar fosil, tidak terpengaruh iklim, tidak memerlukan lahan yang luas, efisiensi pembangkitan, ramah lingkungan, dan masih banyak lagi.
Ada banyak keunggulan dari pemanfaatan energi geothermal, namun ternyata juga terdapat permasalahan dalam pengembangan energi geothermal di Indonesia. Diantaranya adalah biaya investasi awal yang besar, ketidakpastian harga jual bagi pengembang energi geothermal, tidak adanya pemanfaatan langsung energi panas bumi, dan masalah perizinan (izin pinjam pakai kawasan hutan). Walaupun begitu Dr. R. Sukhyar optimis bahwa permasalahan tersebut akan dapat diselesaikan dengan segera jika energi geothermal menjadi prioritas dan undang-undang beserta kebijakan yang mengatur akan hal ini sudah jelas.