Berdasarkan catatan dari berbagai sumber, kampus Institut Teknologi Bandung yang sebelumnya bernama Technische Hoogeschool te Bandung diresmikan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. J.P Graaf van Limburg Stirum (1916-1921) pada 3 Juli 1920. Bangunan utama kampus, yakni Aula Barat dan Aula Timur yang dirancang oleh Ir. Henri Maclaine Pont merupakan sebuah eksperimen seni bangunan dalam memadukan langgam arsitektur tradisional nusantara dengan kemajuan teknik konstruksi modern. Langgam ini dikenal sebagai Arsitektur Indis.
Saat masterplan kampus disiapkan, di bagian Selatan Jl. Ganesha juga dibangun sebuah taman untuk menghormati jasa-jasa Dr. Ir. J. W Ijzerman, dengan sebutan Ijzerman Park. Taman ini dirancang dengan bentuk dan gaya Indische Tropische Park; sebuah gagasan tentang lanskap tropis daerah priangan yang diciptakan/ dipromosikan oleh kelompok Bandoeng Vooruit. Penataan lanskap taman ini mendapat pengaruh taman gaya prancis dan Italia pada akhir abad pertengahan menjelang renaisans. Taman yang sekarang ini bernama Taman Ganesha yang secara spasial merupakan bagian dari kampus ITB.
Baca Juga
Perpaduan konsep Timur dan Barat lainnya yang diterapkan pada kampus ini adalah adanya sumbu imajiner yang menghubungkan bagian Selatan dan Utara kampus yang dapat lihat pada Gambar 3.2. Keberadaan gunung-gunung di sekitar Kota Bandung telah mengilhami Sang Arsitek untuk menjadikannya sebagai salah satu orientasi visual. Sumbu imajiner yang membelah tengah kampus menjadikan Gunung Tangkubanparahu di sisi Utara sebagai vista utamanya. Hal ini sekaligus menjadi acuan pengembangan struktur spasial yang terus dipertahankan dalam setiap tahapan pengembangan kampus hingga saat ini.
Merujuk pada dokumen Renstra ITB 2011-2015, dalam sejarah perkembangannya ITB telah mengenal lima tahapan pertumbuhan yang secara terwujud dalam lingkungan fisiknya, yaitu: