Penganugerahan Doktor Kehormatan Prof. Dr. Emil Salim

Oleh alitdewanto

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian dan sepak terjangnya , ITB menganugerahkan Doktor Kehormatan kepada Prof. Dr. Emil Salim. Pelaksanaan penganugerahan ini bertepatan dengan Peringatan 89 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia pada Sabtu (04/07/09) bertempat di Aula Barat ITB. Hadir langsung untuk memberikan penghargaan ialah Rektor ITB, Djoko Santoso didampingi oleh Yani Panigoro, Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) ITB; Harijono A. Tjokronegoro, Ketua Majelis Guru Besar (MGB) ITB; dan Yanuarsyah Haroen, Ketua Senat Akademik ITB.
Prosesi diawali dengan pidato pertanggungjawaban dari Tim Promotor yang beranggotakan Enri Damanhuri, Wisjnuprapto, Surna T. Djajadiningrat, dan R.E. Soeriaatmaja. Dalam pidato tersebut, Tim Promotor meyakinkan bahwa Emil Salim merupakan tokoh yang patut dan membanggakan untuk memperoleh penghargaan, khususnya karena pemikiran-pemikiran beliau mengenai pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Seperti yang dituturkan, Emil Salim merupakan salah satu ekonom yang menjadi tokoh peletak dasar ekonomi Indonesia pada awal tahun 1970-an sehingga diberikan kepercayaan untuk membentuk dan memimpin Kementrian Lingkungan Hidup yang pertama di Indonesia. Berdasarkan kepercayaan itulah lahir pula UU No. 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU ini merupakan UU pertama yang mengatur masalah lingkungan di Indonesia sekaligus menjadi dasar bagi lahirnya peraturan-peraturan lingkungan seterusnya. Pemikiran beliau terus berlanjut untuk mengupayakan pertemuan konsep pembangunan dengan lingkungan, dan konsep ekonomi dengan ekologi. Pemikiran-pemikiran tersebut dituangkan dalam bukunya yang berjudul Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Penerbit Mutiara, 1979) dan Pembangunn Berwawasan Lingkungan (LP3ES, 1986).


Teknologi Dalam Pembangunan Berkelanjutan


Dalam kesempatan ini, Emil Salim juga berkesediaan untuk memberikan Pidato Ilmiah yang berjudul Teknologi Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Menurut Emil, pembangunan konvensional saat ini hanya mengandalkan mekanisme pasar yang mampu menangkap isyarat ekonomi, tetapi gagal menangkap isyarat sosial dan lingkungan. Institusi kelembagaan dan kebijakan juga gagal dalam mengkoreksi kegagalan pasar sehingga pembangunan konvensional tidak menjamin keberlanjutan pembangunan untuk kepentingan generasi mendatang.

Oleh karena itu, perlu mengubahnya dengan pola pembangunan berkelanjutan yang bersifat holistik dan secara serentak pula mengembangkan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan, terutama untuk peranan sains teknologi menjelang 2025.

Biografi Emil Salim

Emil Salim lahir di Lahat, Sumatera Barat pada tanggal 8 Juni 1930. Beliau menikah dengan Roosminnie Salim pada tahun 1958, hingga kini dikaruniai 2 anak dan 4 cucu. Beliau meraih gelar Ph.D dalam ilmu ekonomi di Universitas California (Berkeley Campus) California, Amerika Serikat (1964), dan gelar Professor untuk ilmu ekonomi pada Universitas Indonesia (1975). Beliau juga memperoleh gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 1994.

Pemilik essay Out of Poverty Hole yang dimuat dalam buku A Better Future For Planet Earth III ini pernah menjabat berbagai posisi menteri dari tahun 1970-1993. Sejah tahun 2007 menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Di luar negeri, peraih penghargaan Blue Planet Prize 2006 ini berkiprah sebagai Penasehat Presiden Bank Pembangunana Asia sejak tahun 2009.

scan for download